"Saya serahkan kepada mereka, memutuskan yang terbaik. Kalau memang mereka akan menjual saham itu dengan harga itu pun saya akan setujui tapi terserah mereka," ujar Menteri BUMN Dahlan Iskan di kantor Menko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (29/11/2011).
Tiga sekuritas itu adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Ketiganya adalah penjamin emisi (underwriter) yang memfasilitasi penawaran umum saham perdanan (initial public offering/IPO) Garuda awal tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Celakanya, jika saham tersebut terus dipegang oleh mereka, maka akan berbahaya terhadap laporan keuangan akhir tahun ini karena berpotensi menjadi kerugian.
Menurut Dahlan, ketiganya sudah berusaha untuk mencari penjual sebelum akhir tahun ini. Namun, sampai saat ini ia mengaku belum mendapat laporan lebih lanjut.
"Enggak tahu, belum ada laporan, asing atau tidak. Harusnya sebelum tutup buku, tapi terserah mereka. Tapi enggak mau sekarang, ya tahun depan, itu urusan korporasi. Belum membeli dan sekarang akan diapakan terserah mereka," ujarnya.
Seperti diketahui, usai periode penawaran saham perdana Garuda, terdapat sisa saham 3.008.406.725 lembar yang tidak terserap investor, dengan nilai Rp 2,256 triliun.
Sistem single point berlaku pada perjanjian penjaminan emisi GIAA, baik Danareksa, Mandiri dan Bahana Securities. Ini artinya ketiganya harus membeli dengan proporsi yang berimbang yaitu masing-masing Rp 752 miliar.
(nia/ang)











































