Demikian disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah dalam penjelasannya di tengah seminar "Dealing with the Challanges of Macro Financial Linkage in Emerging Market" di Hotel Nikko, Bali, Kamis (1/12/2011).
"Rupiah terdepresiasi 2,12% selama November. Secara year to date rupiah masih mengalami depresiasi sebesar 0,39% lebih kecil dibandingkan mata uang negara Myanmar, Thailand, Singapura dan Korea," ungkap Halim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demikian pula untuk pasar SUN, Halim mengatakan selama November 2011 net jual asing Rp 0,2 triliun. Meski demikikan secara rata-rata relatif stabil dengan penurunan 2 bps.
Ia menambahkan, meski Indonesia menganut sistem devisa bebas yang memungkinkan aliran dana untuk keluar masuk secara bebas namun BI telah membuat aturan-aturan untuk mengendalikan arus keluar masuk modal. "Baik untuk perbankan maupun non bank sebagai upaya pengendalian gejolak nilai tukar," tuturnya.
Sementara nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (1/12/2011) dibuka menguat ke level 9.100 per dolar AS, dibandingkan penutupan kemarin di level 9.150 per dolar AS.
(dru/qom)











































