Demikian disampaikan Direktur Utama BEI, Ito Warsito di sela-sela penyelenggaraan Olimpiade Pasar Modal Nasional SMA 2011, di kantornya, Jakarta, Kamis (15/12/2011). "Satuan perdagangannya terlalu besar. Jadi investor tidak terlalu minat," katanya.
Produk ETF tergolong baru, hingga masih sedikit dikenal oleh investor. Meski demikian potensi pengembangan ETF di Indonesia justru besar. Nyaris, sejak ETF diperkenalkan 2007, dana kelolaan ETF hanya US$ 0,004 miliar. Jauh dibandingkan bursa lain di Asia, misalkan Hong Kong yang telah mencapai US$ 24,1 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usulan stock split dalam rangka meningkatkan likuiditas pasar ETF, menjadi fokus BEI. Namun pemecahan satuan perdagangan bukan wewenang Bursa, melainkan Manajer Investasi (MI). Minimnya minat MI, dugaan Ito karena kondisi pasar yang belum stabil.
Padahal saat ETF likuid diperdagangkan, akan menciptakan perdagangan efek yang variatif, dan investor pun diuntungkan karena mempunyai banyak pilihan. Likuiditas yang masuk dari luar (capital inflow) juga bisa masuk ke ETF ini.
(wep/dnl)











































