Laba bersih pun diprediksi naik 5% dari estimasi 2011 Rp 45 miliar menjadi Rp 47,25 miliar. Demikian disampaikan Direktur Utama INAF, Djakfarudin Junus usai RUPSLB di Jakarta, Rabu (28/12/2011).
"Tahun depan, penjualan kami targetkan tumbuh sekitar 25% menjadi Rp 1,4 triliun-1,5 triliun. Kalau laba bersih diperkirakan tumbuh 5%," ucap Djakfarudin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasar ekspor akan kami naikan 50% tahun depan. Kami tidak ingin hanya menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ucapnya.
Dalam rangka menggejot penjualan, perseroan siap meningkatkan kapasitas produksi obat generik. Investasi maksimal Rp 100 miliar telah disiapkan. Dana didapat dari pinjaman Bank Mandiri.
"Bank Mandiri sudah memberikan lampu hijau untuk mendanai investasi kami hingga sebesar Rp 100 miliar," paparnya.
Dalam rangka menyehatkan laporan keuangan perseroan, kuasi reorganisasi telah dilakukan. Hari ini pemegang saham telah memberi pesetujuan atas aksi Indofarma tersebut.
Perseroan akan menghapus saldo defisit, dan memposisi ulang aktiva aset menjadi Rp 1,1 triliun dan laba Rp 203 miliar di akhir 2011.
"Kuasi membuat psikis di internal Indofarma membaik. Ini momen yang baik, kalau tidak kami harus menunggu 4-5 tahun lagi," imbuhnya.
Usai aksi ini, manajemen INAF berjanji akan membagi dividen pada laba akhir tahun 2011. Seperti diketahui, INAF mengakumulasi defisit Rp 71 miliar. Penghapusan saldo defisit dilakukan pada selisih revaluasi aset dan kewajiban Rp 260 miliar.
(wep/ang)











































