Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) beberapa lembaga, pasangan Jokowi-JK unggul dari Prabowo-Hatta. Misalnya SMRC yang menyebutkan Jokowi-JK menang dengan persentase 52.8%. RRI juga menyatakan pasangan nomor urut 2 sebagai pemenang dengan persentase 52.48%.
Enny Sri Hartati, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), menilai, salah satu faktor yang membuat Jokowi-JK unggul dalam penghitungan suara versi quick count adalah janji mereka membentuk kabinet yang diisi oleh para profesional dan ahli (zaken kabinet). "Ini yang ditunggu betul oleh para pelaku ekonomi, baik di sektor keuangan maupun sektor riil," katanya kepada detikFinance, Rabu (9/7/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Janji ini harus ditepati, jika Jokowi-JK benar-benar memenangkan pilpres. Harus ditagih kepada mereka. Zaken kabinet ini yang sudah ditunggu," tegas Enny.
Dari hasil quick count ini, Enny memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah akan menguat. Enny tidak menyebutkan angka yang pasti, tetapi dia memperkirakan penguatan hanya akan terjadi secara terbatas.
"Investor sepertinya masih wait and see karena margin-nya tipis, sekitar 3-5%. IHSG dan rupiah akan ada penguatan, tetapi terbatas dan belum optimal," tuturnya.
Enny menggarisbawahi bahwa sebenarnya masih terlalu dini untuk menyatakan bahwa Jokowi-JK sudah memenangkan pilpres. "Selama ini, hasil quick count memang tidak terlalu berbeda dengan real count. Namun margin dalam quick count agak tipis, dan ada margin error. Takutnya nanti ada kekecewaan dari pihak yang sudah menyatakan menang," katanya.
(hds/dnl)











































