"Kalau Rp 3.000 itu kita oke. Kita sudah hitung juga. Inflasi akan naik 3-4%. Kita juga merasa itu perlu, tapi kerjakan infrastruktur. Subsidi itu dialihkan, untuk irigasi, jalan, power plant," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi jelang dialog 1.000 pengusaha dengan Jokowi di Hotel Four Seasons, Jakarta, Kamis (18/9/2014)
Menurut Sofjan, meski harga BBM akan naik Rp 3.000/liter, namun negara masih memberikan subsidi terhadap BBM. Namun kenaikan harga BBM hanya akan meringankan beban APBN tahun depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan Sofjan mendesak, khusus harga BBM solar subsidi yang saat ini hanya dijual Rp 5.500 per liter, atau masih ada subsidi negara mencapai Rp 6.000-7.000/liter, harus dinaikkan lebih tinggi.
"Solar harus naikkan Rp 4.000/liter itu. Manipulasi semua, itu banyak selundup-selundup," seru Sofjan.
Sofjan juga berpesan, agar sebaiknya pemerintahan Jokowi mengambil keputusan menaikkan harga BBM sekaligus. Opsi menaikkan harga BBM secara bertahap bisa saja dilakukan, namun ada risiko sosial yang tinggi.
"Sebaiknya sekali, lah itu nanti ributnya berapa kali," katanya.
Ia menambahkan berdasarkan hitung-hitungan Apindo, jika harga BBM naik hingga Rp 3.000-4.000/liter maka dampak pada kenaikan harga tak akan signifikan.
"Saya nggak percaya bisa lebih dari 5% naiknya. Kalau dari segi transportasi kita Rp 3.000 ini kita lihat setiap bulan kasih pekerja transportation cost. Kalau sebulan kasih 20 liter. Kita bisa tambah gajinya," katanya.
(hen/dnl)