Produsen elektronika patungan antara perusahaan Jepang dengan perusahaan Indonesia, Gobel Group ini sudah banyak memproduksi produk-produk elektronika. Namun, separuh dari total komponen produksi masih diimpor.
Associate βDirector PT Panasonic Manufacturing Indonesia, Daniel Suhardiman menuturkan, pasokan komponen elektronika di dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan industri elektronika, seperti Panasonic.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daniel menjelaskan, komponen yang didapatkan perusahaan memang dipasok dari dalam negeri oleh industri komponen. Namun pada dasarnya, industri komponen itu pun mendapatkan bahan baku dari luar negeri dan diproses menjadi komponen di dalam negeri.
"TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) ini rancu. Kalau kita bicara bahan baku, 90% itu impor, dari berbagai negara Singapura, Malaysia, China, Korea, Jepang, merata semua. Jadi bahan baku itu diimpor dan diproses di sini," tuturnya.
Dampak dari banyaknya mengimpor komponen, industri manufaktur ini pun mengaku sangat terpukul dengan melemahnya rupiah terhadap dolar beberapa waktu ini. Meski demikian, menurutnya, pertumbuhan penjualan tetap tumbuh.
β"Saya pikir semua juga berat (karena rupiah menguat), komponen utama, TV itu panelnya, ada nggak produksi di Indonesia, AC kulkas kompresor, nggak ada kan di Indonesia, (komponen) mesin cuci juga nggak ada. Karena key component seperti itu nggak ada, impornya pasti tinggi," tutupnya.
(zul/hen)











































