Miranda Akui Sulit Terapkan Suku Bunga yang Tak Ganggu Rupiah
Selasa, 08 Jun 2004 17:50 WIB
Jakarta - Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Miranda S. Goeltom mengatakan, langkah balancing agar kebijakan suku bunga menjalar ke sektor riil, namun tidak mengganggu rupiah, merupakan kebijakan yang tidak mudah. Menurutnya ada seni tersendiri untuk melakukan hal itu."Itu sulit, penurunan suku bunga jika tidak ditransformasikan ke sektor riil bisa menimbulkan masalah," kata Miranda saat fit and proper test (uji kepatuhan dan kelayakan) calon Deputi Gubernur Senior BI di Komisi IX DPR, Gedung MPR/DPR, Jl. Gatot Soebroto, Jakarta, Selasa, (8/6/2004).Menurut Miranda, penurunan suku bunga jika tidak bisa ditransformasikan akan menambah likuiditas dan bisa berbahaya jika digunakan untuk bermain-main ke portofolio.Dijelaskan juga, di tengah liberalisasi transaksi devisa diperlukan langkah cerdik untuk menyikapinya. Ia lalu mencontohkan, untuk mendeteksi transaksi devisa dan valas, BI bisa saja menggunakan jaringan komputer yang dihubungkan ke seluruh lembaga keuangan.Diyakini Miranda, dengan langkah itu BI akan memperoleh informasi yang akurat. BI juga bisa mengupayakan pemanfaatan network yang ada, baik di tingkat regional maupun internasional seperti dengan menyikapi secara aktif munculnya Asia Bond Fund yang jumlahnya sangat besar.Menyangkut pengembangan perbankan, Miranda mengungkapkan ada tiga hal yang harus dilakukan untuk pengembangan perbankan. Pertama, tersedianya struktur perbankan yang baik. Kedua, good corporate governance dan ketiga, terwujudnya perlindungan konsumen.Disamping itu, ada tiga hal lain yang bisa mendorong pencapaian langkah-langkah itu yakni sistem pengaturan yang efektif, sistem pengawasan yang independen dan pengembangan infrastruktur.
(mi/)