Jika dihitung dengan denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah di Januari 2012 mencapai US$ 204,15 miliar jumlah ini naik dari posisi di akhir 2011 yang mencapai US$ 198,89 miliar.
Demikian data yang dirilis Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip detikFinance, Kamis (23/2/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga akhir Januari 2012 adalah:
- Bilateral: US$ 2,71 miliar
- Multilateral: US$ 23,55 miliar
- Komersial: US$ 28,82 miliar
- Supplier: US$ 60 juta.
- Pinjaman dalam negeri US$ 120 juta
Berikut catatan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap PDB sejak tahun 2000:
- Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
- Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
- Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
- Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
- Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
- Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
- Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
- Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
- Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
- Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
- Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
- Tahun 2011: Rp 1.803,49 triliun (25%)
- Januari 2012: Rp 1.837,39 triliun (25%)
SBY meminta persentase utang pemerintah terhadap PDB di 2014 harus ditekan menjadi paling besar 22%. SBY juga meminta dengan tegas agar tiap tahun jumlah utang yang dibayar harus lebih besar dari jumlah utang yang ditarik oleh pemerintah.
Di 2012, pemerintah masih mengandalkan utang untuk membiayai kekurangan anggaran. Rencananya, pemerintah ingin menarik utang baru Rp 250 triliun.
SBY mengakui jumlah nominal utang pemerintah Indonesia terus naik. Namun rasionya turun bahkan sangat rendah dibandingkan negara-negara maju di Eropa dan Asia.
(dnl/ang)











































