"Kalau dia bergerak di atas 5 persen, apalagi Rp 1.500 maka (inflasi) akan bergerak di atas target Bisa lebih dr 5,5%," ungkap Gubernur BI Darmin Nasution di Hotel Kempinski, Bundaran HI, Jakarta, Kamis (23/2/2012).
Bank sentral padahal mematok inflasi di 2012 ini sebesar 4,5% plus minus 1%. Alhasil dengan kenaikan BBM ini target BI bisa tidak sampai kecuali jika bank sentral melakukan revisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, jika pemerintah tidak menyesuaikan harga BBM bersubsidi ini maka APBN bisa terus jebol. "Kalau tidak dilakukan kenaikan harga, APBN akan kesulitan tapi neraca pembayaran akan kesulitan," tegas Darmin.
Lebih jauh Darmin mengatakan, mulai pertengahan 2011 lalu neraca transaksi migas mulai timpang. Total ekspor dan impor migas RI secara keseluruhan dibanding total impornya sudah mulai lebih besar impornya.
"Jadi transaksi berjalan defisit, mempercepat transaksi berjalan justru membuat neraca pembayaran defisit dengan cepat membesar ke depan kalau tidak direspons sama sekali. Jadi harus naikin harga BBM dan orang harus mulai berhemat," tutup Darmin.
(dru/dnl)











































