Direktur Teknik dan Kebandarudaraan PT AP II Salahudin Rafi mengatakan, untuk meningkatkan daya tarik sebuah bandara, perseroan membuat konsep yang berbeda dari bandara-bandara pada umumnya.
"Justru kita bikin yang unik, kalau biasa-biasa saja nggak ada daya tariknya. Angkasa pura juga menggunakan aerotropolis," kata Rafi kepada detikFinance di bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (27/3/2014).
Rafi tidak begitu menghiraukan komentar miring dari masyarakat mengenai konsep yang akan diusung perseroan itu.
"Biar saja, kita buat orang nggak percaya dulu," katanya.
Rafi juga menilai konsep unik ini bisa menaikkan pendapatan di sisi luar terminal.
"Kita harus ada pendapatan di luar terminal. Kalau dibuat unik, itu juga menjadi daya tarik di daerahnya, nggak ada uniknya itu ngapain," tegas Rafi.
Beberapa komentar miring mengenai hal ini salah satunya adalah yang menganggap konsep AP II cenderung aneh. Binatang yang ada di kebun binatang Jambi itu dinilai akan cepat stres mendengar suara bising dari mesin pesawat.
"Jauh kok itu. Jadi ada di akses masuk, kebun binatangnya sudah ada sekarang, nanti kita buat akses masuk jalannya menuju terminal melewati kebun binatang itu. Karena sekarang kebun binatang Jambi itu kurang dirawat," jelas Rafi.
Rafi menargetkan pengembangan terminal bandara Sultan Thaha Sjaifuddin, Jambi pada tahun 2015. Sedangkan integrasi dengan kawasan kebun binatang ditargetkan rampung di pertengahan tahun yang sama.
Salah satu komentar miring mengenai konsep bandara ini datang dari Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi. Sofjan menilai, rencana AP II ini aneh.
"Ini aneh-aneh saja. Siapa itu yang mengusulkan? Apa mau kita dilihat dunia karena ide aneh itu?" tanya Sofjan beberapa waktu lalu.
(zul/ang)











































