Menteri BUMN, Rini Soemarno menyatakan, 75% dana akan disalurkan oleh Bank Pembangunan China (China Development Bank/CDB) dan sisanya diambil dari dana hasil joint venture BUMN dengan perusahaan China, yaitu China Railway Corporation.
BUMN yang akan ikut serta adalah, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Rini tidak menjelaskan apa maksud pinjaman berjangka waktu 40 tahun, dan grace period (libur masa menyicil) 10 tahun tersebut. Semua akan dijelaskan Rini bila joint venture dan sistem pembiayaan sudah final.
Proyek ini, menurut Rini, akan menggunakan konten lokal hingga 50%. Selain itu juga akan menyerap 39.000 tenaga kerja lokal. "Bahan baku alumunium sebagian besar akan lokal," imbuh Rini.
Kemudian, 37% pendanaan menggunakan mata uang yuan.
Rini menegaskan, dari awal proposal China tidak mencantumkan dana negara dan jaminan pemerintah. Skema kerjasamanya murni dalam bentuk bisnis. Anggaran negara untuk membangun kereta api di luar Jawa.
"Pemerintah mengumumkan tidak akan melakukan proyek itu dan diserahkan ke BUMN. Nantinya kalau mau dikembangkan HSR lainnya misalnya Jakarta-Surabaya pun B to B (business to business)," jelas Rini.
(dnl/hen)