Aset Tak Laku, Gaji dan Pesangon Eks Karyawan Batavia Air Belum Jelas

Aset Tak Laku, Gaji dan Pesangon Eks Karyawan Batavia Air Belum Jelas

Muhammad Idris - detikFinance
Kamis, 19 Nov 2015 17:17 WIB
Jakarta - Proses penjualan aset pasca kepailitan PT Metro Batavia (Batavia Air) masih belum tuntas. Penanganan aset oleh kurator sampai saat ini tak kunjung selesai, dampaknya nasib hak-hak eks karyawan Batavia dan kreditur belum jelas.

Kuasa Hukum PT Metro Batavia Raden Catur Wibowo menunding proses pemberesan yang dilakukan oleh tim kurator berjalan tidak profesional bahkan mengindikasikan adanya dugaan tindak pidana penggelapan.

Dampaknya, nasib para kreditur dan eks karyawan menjadi terkatung-katung. Utang sebanyak Rp 150 miliar untuk gaji dan pesangon 3.200 karyawan pun sampai saat ini baru dibayar Rp 4 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tim kurator jangan bermain-main dengan aset PT Metro Batavia dan segera menjual seluruh aset dan membagikan hasil penjualan ke kreditur khususnya eks karyawan Batavia Air," kata Catur dalam konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (19/11/2015).

Catur menuturkan ketika Batavia Air dinyatakan pailit pada 30 Januari 2013 melalui putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Batavia memiliki sekitar 20 pesawat terbang yang masih beroperasi dan laik terbang. Rinciannya, 4 pesawat terbang milik lessor dan 16 pesawat terbang milik Batavia Air yang tidak dijaminkan.

"Apabila pesawat tersebut dijual segera, maka nilainya tidak akan merosot tajam seperti harga jual saat ini yang hanya senilai Rp 7,5 miliar per unit pesawat, itu pun belum laku," jelasnya.

Setelah utang pada karyawan, kewajiban terbesar lainnya kepada Bank Muamalat. Sebelum dinyatakan pailit, Batavia Air pernah mendapatkan pinjaman kredit dari Bank Muamalat Indonesia sebesar Rp 200 miliar atas jaminan 95% suku cadang milik Batavia Air, namun saat ini suku cadang milik Batavia Air hanya dilelang dengan harga Rp 4 miliar.

Catur menduga, penurunan disebabkan karena penjualan terhadap suku cadang milik Batavia Air yang memakan waktu cukup lama, atau disebabkan banyaknya suku cadang yang hilang dalam pengawasan tim kurator.

(hen/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads