Sebagai dampak dari keputusan ini, barang asal RI juga tidak akan diterima Israel. Artinya eksportir Indonesia akan kehilangan salah satu pangsa pasarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor Indonesia ke Israel pada 2014 adalah US$ 138,87 juta dan 2015 adalah sebesar US$ 116,9 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, pengusaha sawit mengaku tak ambil pusing dengan adanya boikot ini. Sebab, nilai ekspor minyak sawit ke Israel relatif kecil dibandingkan dengan total nilai ekspor minyak sawit yang mencapai US$ 20 miliar per tahun.
"Kita tidak perhitungkan Israel. US$ 15 juta itu sih kecil, tidak ada apa-apanya," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono, kepada detikFinance di Jakarta, Kamis (17/3/2016).
Pihaknya saat ini lebih menyoroti hambatan ekspor minyak sawit ke berbagai negara yang pangsa pasarnya cukup besar. "Kalau kayak ke Perancis, Rusia, Pakistan, kita ada feeling. Kalau ke Israel nggak ada," tutupnya.
Ingin tahu produk-produk apa saja yang diekspor Indonesia ke Israel? Lihat di berita ini. (ang/ang)











































