Kementerian Pertanian (Kementan) khawatir bawang merah tersebut membusuk karena tidak segera dibongkar dari truk. Bulog diminta segera mendistribusikan bawang-bawang itu agar tidak rusak.
Terkait masalah ini, Perum Bulog menjelaskan bahwa bawang merah itu tidak didiamkan saja, Bulog terus mendistribusikan bawang merah ke pasar dalam rangka stabilisasi harga sebagaimana ditugaskan oleh pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada yang untuk stok, distribusinya juga harus kita atur iramanya, tergantung kemampuan pasar menyerap. Kita distribusikan terus sampai persiapan lebaran," kata Sekretaris Perusahaan Bulog, Djoni Nur Ashari, kepada detikFinance di Jakarta, Sabtu (28/5/2016).
Masih banyaknya bawang merah yang tersimpan di gudang ini, sambungnya, bukan karena Bulog kesulitan menjual bawang asal Bima. "Bentuk bawangnya kan sama saja, masyarakat tahunya bawang merah," tukas dia.
Bulog sendiri telah menggelontorkan 300 ton bawang merah sejak tanggal 15 Mei 2016 untuk operasi pasar. "Bawang merahnya dari Nganjuk, Malang, Bima, dan sebagainya. Kita jual ke pasar induk dan pasar-pasar eceran," ujarnya.
Operasi pasar akan terus dilakukan agar masyarakat tidak terbebani oleh harga bawang merah yang mahal saat lebaran nanti. "Kita jual bawang maksimal Rp 25.000/kg," tutup Djoni. (ang/ang)











































