Kementerian Pertanian (Kementan) khawatir bawang merah tersebut membusuk karena tidak segera dibongkar dari truk. Padahal, ribuan ton bawang itu dibawa untuk menurunkan harga sampai di bawah Rp 25.000/kg sebelum lebaran.
Sekretaris Perusahaan Bulog, Djoni Nur Ashari, mengakui bahwa memang ada bawang merah yang rusak akibat belum dibongkar, tapi hanya sebagian kecil saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyatakan, bawang merah itu tidak didiamkan saja, Bulog terus mendistribusikan bawang merah ke pasar dalam rangka stabilisasi harga sebagaimana ditugaskan oleh pemerintah.
Namun, bawang merah yang digelontorkan tidak bisa sekaligus banyak, harus disesuaikan dengan permintaan pasar. Sebagian bawang merah juga sengaja disimpan untuk stok Bulog.
Sejauh ini, Bulog telah menggelontorkan 300 ton bawang merah sejak tanggal 15 Mei 2016 untuk operasi pasar. "Bawang merahnya dari Nganjuk, Malang, Bima, dan sebagainya. Kita jual ke pasar induk dan pasar-pasar eceran," ujarnya.
Operasi pasar akan terus dilakukan agar masyarakat tidak terbebani oleh harga bawang merah yang mahal saat lebaran nanti. "Kita jual bawang maksimal Rp 25.000/kg," ucap Djoni.
Menurutnya, operasi pasar sudah mulai berdampak, harga bawang merah di pasaran mulai turun. "Harga bawang merah kita cek sudah turun, yang grosir Rp 25.000/kg, yang eceran Rp 20.000/kg," pungkasnya. (ang/ang)











































