Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Spudnik Sujono menjamin, produksi bawang merah sampai sejauh ini masih mencukupi.
Kalau pun ada kenaikan, itu terjadi lantaran aksi ambil untung di tingkat pedagang, dalam istilah lainnya tunjangan hari raya (THR) pedagang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harga di petani murah. Tapi sampai pedagang jadi sangat tinggi, harga udah sakarep dewek (semaunya sendiri). Ini mau Lebaran, uang-uang saya, terserah saya mau jual berapa," katanya lagi.
Menurut Spudnik, dari asumsi luasan dan manajemen tanam bawang merah yang dilakukan kementeriannya, produksi bawang merah pada Juni dan Juli 2016 masing-masing sebesar 126.000 ton dan 137.807 ton.
Sementara untuk kebutuhan nasional pada dua bulan tersebut masing-masing 89.615 ton dan 83.881 ton, atau dengan kata lain terjadi surplus. Kalkulasi tersebut sudah memperhitungkan peningkatan konsumsi pada saat Lebaran sebesar 10%.
"Produksi Juli anggaplah itu angka di proposal, tapi untuk Juni sudah angka realistis. Angka yang sudah kita kumpulkan dari lapangan. Sepanjang nggak ada OPT (organisme pengganggu tanaman) aman sampai bulan depan," ujar Spudnik. (ang/ang)











































