Daging Beku Tak Disukai Karena Banyak Lemak, Mendag: Saya Cari Importirnya

Daging Beku Tak Disukai Karena Banyak Lemak, Mendag: Saya Cari Importirnya

Muhammad Idris - detikFinance
Kamis, 18 Agu 2016 17:40 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Salah satu tujuan pemerintah mengimpor daging sapi beku adalah untuk menekan harga daging sapi segar di pasar turun. Namun kenyataannya, harga daging sapi segar tetap tinggi di atas Rp 100.000/kilogram (kg).

Bukan itu saja, konsumen lebih memilih daging sapi segar ketimbang daging beku. Menurut Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita, dia telah menemukan penyebab daging beku impor tak laku di pasaran.

"Daging sapi setelah kita lakukan operasi, banyak polemik bahwa daging beku tak disukai oleh masyarakat. Setelah saya telusuri ternyata ada sebab," kata Enggar saat bertemu Kadin di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (18/8/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ternyata daging beku yang dijual banyak lemaknya. Saya akan telusuri dan cari importirnya. Dia merusak image masyarakat soal daging beku, bahwa daging beku banyakan lemaknya. Memang harganya Rp 80.000/kg, tapi banyak lemaknya, orang mending beli yang segar. Saya cabut nanti izinnya (impor)," tandasnya.

Selain itu, sambung Enggar, dirinya juga mendapati ada beberapa feedloter yang tak mendukung kebijakan daging beku dan malahan giat mengkampanyekan daging segar lebih disukai masyarakat.

"Kemudian yang feedloter kampanyenya beda. Katanya daging segar lebih disukai tukang bakso, mana ada rumusnya begitu. Di sini (pengusaha) saya yakin Anda makan frozen kebanyakan. Kami nggak mampu lakukan sosialisasi sendiri tanpa bantuan kita semua. Anda harus bantu nyatakan ini (daging beku) higienis," ucap politisi Partai Nasdem ini.

Pada kesempatan tersebut, Enggar juga menyinggung kurangnya perhatian pengusaha feedloter dalam membina peternak-peternak sapi rakyat.

"Peternak pelihara sapi dari bibit dari siang malam. Dia pelihara sapi sampai besar, di tengah jalan ada blantik (tengkulak), kemudian butuh buat sekolah anak sapinya perlu dijual dengan relatif murah," ujar Enggar.

"Coba apa yang terjadi dengan pengusaha feedloter, dia pelihara hanya 90 hari siap potong langsung dapat uang? Apa itu adil? Saya bilang saatnya investasi jangka panjang, buat pembibitan, ajak peternak," tambahnya lagi. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads