Pemerintah Banyak Pangkas Izin Berbelit, BKPM: Investasi Bisa Tumbuh 14%

Pemerintah Banyak Pangkas Izin Berbelit, BKPM: Investasi Bisa Tumbuh 14%

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Senin, 19 Sep 2016 14:26 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir
Jakarta - Pemerintah negara di seluruh dunia saat ini tengah berebut dana segar untuk membiayai proyek infrastruktur guna mendorong pertumbuhan ekonomi di negaranya masing-masing.

Menghadapi kondisi tersebut, Pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai upaya penyederhanaan perizinan lewat paket kebijakan ekonomi yang telah terbit hingga 13 butir sampai saat ini.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, paket kebijakan yang berisi penyederhanaan perizinan tersebut ternyata direspons positif oleh pemilik modal atau investor di seluruh dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dunia usaha baik domestik atau internasional sudah mendapatkan sinyal-sinyal bahwa kita memang serius menciptakan iklim investasi yang lebih bersahabat. Jadi sudah kelihatan banyak contoh-contoh konkret penghapusan persyaratan-persayaratan yang berlebihan. Perizinan yang berbelit. Dari dialog saya dengan para investor, suasana kepercayaan sudah mulai pulih dan semakin positif," ujar dia di Gedung Suhartoyo BKPM, Jakarta Selatan, Senin (19/9/2016).

Hal tersebut dibuktikan dengan tingginya minat investasi langsung dalam berbagai bentuk proyek nyata alias direct investment dari investor luar negeri ke Indonesia. Salah satu proyek infrastruktur yang banyak diminati investor adalah infrastruktur pemurnian alias smelter.

"Terus terang sejauh ini yang masih banyak dari industri smelter. Jadi memang tergantung negaranya. Kalau dari China banyak sekali dari industri logam, pengolahan logam, pabrik-pabrik logam. Korea juga demikian, besi, baja, petrokimia," tuturnya.

Meski demikian, banyak juga sektor yang dibidik para investor seperti tranportasi, konstruksi dan lainnya.

Dengan kondisi seperti itu, ia optimistis dapat meningkatkan realisasi investasi langsung di Indonesia yang memang mengutamakan pembangunan infrastruktur diutamakan dapat didanai dengan melibatkan swasta nasional maupun asing.

"Jadi tahun ini perkiraan laju pertumbuhan investasi bisa 12-14%. Harapan saya, tahun depan juga naik lagi," kata Lembong.

Hal ini kemudian membuatnya yakin, laju pertumbuhan investasi Indonesia tahun depan juga akan mengalami pertumbuhan yang serupa di angka 12-14%. Hal ini mengingat masih banyaknya perbaikan iklim investasi yang harus dikoordinasikan, khususnya kepada pemerintah daerah, tempat dimana investasi berlangsung.

Meski masih jauh dari realisasi pertumbuhan investasi tahun lalu yang hanya 5-10%, namun dengan melihat respons positif ini target pertumbuhan investasi langsung sebesar 12-14% menurutnya sangat realistis bisa dicapai.

Ia pun percaya, dengan banyaknya investasi yang masuk, maka akan semakin banyak infrastruktur yang terbangun sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat lagi.

"Saya harap semangat kita sebagai bagian dari masyarakat lokal. Kita semua kan yang punya warung, bengkel, laundry, saya janji hanya 2 atau 3 tahun kemudian, kegiatan ekonomi akan terangkat setelah investasi berhasil ditanam 2-4 tahun setelahnya. Tapi minimum sinyalnya sudah sampai," jelas dia. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads