PLN sendiri akan menyuplai listrik dengan daya sebesar 60 megawatt (MW) kepada MRT, agar dapat memenuhi kebutuhan listrik MRT. Listrik 60 MW itu bakal dimanfaatkan untuk operasional sistem MRT yang mencakup suplai listrik untuk jalur kereta, stasiun serta depo MRT dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Kepala Divisi Operasional Regional Jawa Bagian Barat PLN, Nyoman Astawa, menjelaskan kerja sama tersebut merupakan bagian penyelesaian pekerjaan konstruksi MRT Jakarta Koridor Selatan-Utara fase 1 (Lebak Bulus - Bundaran HI) yang saat ini proses pengerjaannya telah mencapai 62%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau satu bermasalah. Kami dari sisi PLN akan menyiapkan PLTD Senayan yang awalnya selama ini selalu kita jaga untuk backup gedung DPR, nanti kita akan kami tambah kapasitasnya. Kami ganti dengan spesifikasi sama dengan kapasitas lebih besar sehinga itu bisa jadi memback up MRT," terang dia di kantor MRT, Jakarta, Rabu (21/12/2016).
"Jadi, misalnya nanti ada black out (pemadaman), sehingga diusahakan jika terjadi black out dalam waktu 6 menit listrik sudah bisa tersuplai ke MRT dan penumpang tetap aman dan nyaman," sambungnya.
PLN sendiri, kata Nyoman, memberikan tarif yang lebih tinggi kepada MRT untuk menyuplai listrik tersebut. Tarif yang diberikan PLN sebesar Rp 1.300 /kwh.
"Untuk tarifnya karena ini layanan khusus jadi sedikit lebih mahal. Sekitar Rp 1.300an per kwh. Jadi ini layanan premium silver, karena perlu suplai yang lebih tinggi dari pada pelanggan biasa," tutur dia. (wdl/wdl)











































