Executive order atau aturan baru yang baru diterbitkan Donald Trump ini tujuannya menyelidiki negara-negara mitra dagangnya yang menyebabkan neraca perdagangan AS defisit, termasuk Indonesia.
Lantas bagaimana realisasi ekspor dan impor RI ke AS pada dua bulan pertama di 2017 ?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: RI Bukan Negara yang Dianggap Curangi Trump
Neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika di Januari-Februari 2017 mengalami pengingkatan jika dibandingkan dengan dua bulan pertama di 2016.
Untuk ekspor baik non migas maupun migas meningkat 16,84% atau sebesar US$ 2,875 miliar jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 2,460 miliar.
Baca juga: JK: Trump Tidak Bisa Bilang Indonesia Curang
Jika dirinci, ekspor non migas pada periode Januari-Februari 2017 sebesar US$ 2,781 miliar atau naik 17,06% dari periode 2016 yang hanya sebesar US$ 2,376 miliar. Sedangkan ekspor migas naik 10,84% menjadi US$ 93,282 juta dibanding sebelumnya yang hanya US$ 84,160 juta.
Sedangkan impor, dalam data BPS juga dicatat mengalami pertumbuhan sebesar 18,68% menjadi US$ 1,202 miliar jika dibandingkan pada periode dua bulan pertama di 2016 yang hanya sebesar US$ 1,013 miliar.
Baca juga: Tanggapan Darmin Hingga Sri Mulyani Soal Sikap Dagang Trump
Berikut barang ekspor ke AS pada Januari-Februari 2017:
- Bahan baku pakaian dan aksesoris bukan rajutan sebesar US$ 349,27 juta.
- Karet dan turunannya US$ 324,0 juta.
- Bahan baku pakaian dan aksesoris rajutan US$ 311,1 juta.
- Produk hewan nabati dan turunannya US$ 214,7 juta.
- Alas kaki dan sejenisnya US$ 203,8 juta.
- Mesin dan peralatan listrik US$ 203,3 juta.
- Ikan dan invertebrata lainnya US$ 168,4 juta.
- Mebel, tempat tidur, kasur US$ 123,061 juta.
- Reaktor nuklir, boiler US$ 103,4 juta.
- Kopi, teh dan rempah-rempah US$ 86,2 juta.
- Produk olahan daging, ikan, udang US$ 81,2 juta.
- Kakao dan olahannya US$ 66,7 juta.
- Kayu dan produk dari kayu US$ 55,4 juta.
- Produk bunga palsu dan produk dari bulu US$ 43,5 juta.
- Ragam produk kimia US$ 35,2 juta. Dan yang lainnya sebesar US$ 411,8 juta.
- Karet alam tertentu US$ 155,0 juta.
- Karet dan ban untuk kendaraan bermotor US$ 124,4 juta.
- Printer dan mesin foto copy US$ 73,1 juta.
- Minyak kelapa sawit murni US$ 72,9 juta.
- Udang beku untuk konsumsi US$ 64,3 juta.
- Minyak dan lemak kelapa USm 62,3 juta.
- Set top box US$ 60,7 juta.
- Mebel US$ 55,9 juta.
- Jersey dan pakaian hangat US$ 52,9 juta.
- Kopi arabika, robusta US$ 51,2 juta.
- Celana wanita dari katun US$ 45,6 juta.
- Minyak kelapa sawit US$ 43,5 juta.
- Sepatu olah raga untuk bowling dan angkat besi US$ 42,9 juta.
- Pakaian wanita US$ 37,7 juta, dan yang lainnya US$ 1,799 miliar.
Berikut barang impor dari AS pada Januari-Februari 2017:
- Biji-bijian berminyak US$ 263,9 juta.
- Mesin-mesin US$ 129,8 juta.
- Kapas US$ 84,1 juta.
- Ampas/ sisa industri makanan US$ 74,8 juta.
- Bubur kayu/Pulp US$ 52,2 juta.
- Kapal terbang dan bagiannya US$ 48,6 juta.
- Plastik dan barang dari lastik US$ 45,9 juta.
- Mesin/peralatan listrik US$ 42,0 juta.
- Produk kimia US$ 41,3 juta.
- Gandum-ganduman US$ 36,4 juta.
- Dan lainnya US$ 383 juta











































