Ajak Masyarakat Beli Daging Beku, Mendag: Harganya Rp 80.000/Kg

Ajak Masyarakat Beli Daging Beku, Mendag: Harganya Rp 80.000/Kg

Muhammad Idris - detikFinance
Selasa, 25 Apr 2017 15:30 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Sejak beberapa tahun belakangan harga daging sapi segar tak juga kunjung turun di bawah Rp 100.000/kg. Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita, mengatakan salah satu alasan sulitnya menekan harga daging, karena paradigma banyak masyarakat yang masih cenderung mencari daging sapi segar.

Padahal di pasar sudah tersedia pilihan daging kerbau India dengan harga kisaran Rp 80.000/kg.

"Kamu lihat daging beku enggak? Daging beku seluruh Indonesia sudah Rp 80.000/kg. Ya salahnya itu (lebih suka daging segar). Makanya tugas media mengedukasi," ungkap Enggar di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (25/4/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, kualitas daging beku tak kalah dengan dengan daging segar. Bahkan, dari aspek kebersihan, daging beku lebih higienis. Justru restoran dan hotel, kata Enggar, lebih memilih menggunakan daging beku karena kebersihannya lebih terjamin.

Baca juga: Bulog Tambah Impor Daging Kerbau India Hingga 20.000 Ton.

"Kamu pegang, merah lagi dia. Coba kamu pergi ke restoran, mana ada mereka menyiapkan untuk steak daging segar. Itu dilarang, karena dia tidak higienis. Seluruh hotel-hotel berbintang, semua harus dibekukan dulu. Dengan demikian kumannya mati. Jadi daging beku itu sebenarnya konsumsi yang sehat," tutur Enggar.

Sementara itu, Untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan daging saat puasa dan Lebaran, Perum Bulog ditugasi pemerintah untuk menambah impor daging kerbau asal India. Daging berbentuk beku tersebut dijual dengan harga Rp 80.000/kg.

Direktur Utama Bulog, Djarot Kusumayakti, mengungkapkan saat ini stok daging kerbau yang tersedia sebanyak 39.000 ton. Sementara untuk ancang-ancang menghadapi Ramadan dan Lebaran, akan diimpor lagi sampai 20.000 ton.

"Mungkin 10-20 ribu ton lagi, kan sekarang 39.000 ton, banyak itu. Masih proses (izin impor) di Menteri (Perdagangan)," terang Djarot. (idr/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads