Menteri Perencanaan dan Pembangunan (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro telah mendata beberapa negara yang layak untuk dicontoh, dengan alasan geografi maupun demografi.
Salah satunya adalah Amerika Serikat (AS). Pusat pemerintahan negeri Paman Sam tersebut dipindahkan ke Washington, namun pusat perekonomian tetap berada di New York.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian adalah Brasil. Pemindahan ibu kota yang cukup jauh dilakukan oleh Mantan Presiden Brasil Juscelino Kubitschek Rio de Janeiro ke Brasilia pada 1960. Proses pemindahan berlangsung sampai dengan dua dekade.
Bambang cukup takjub dengan langkah Brasil. Kebijakan tersebut menurutnya juga mampu untuk menghentikan dominasi dua kota terbesar di Brasil, yaitu Rio de Janeiro dan San Paulo.
"Pindahnya nggak kira-kira, dari selatan. Dulu kan konsentrasi hanya di dua kota, Brasil Rio dan San Paulo. Sekarang sudah ada Brasilia, ibu kota baru," paparnya.
Baca juga: Ini Alasan Kuat Ibu Kota Harus Segera Pindah |
Negara lain yang menjadi acuan adalah Korea Selatan. Pusat pemerintahan sekarang terletak di Sejong, kota yang berjarak 120 km di selatan ibu kota sebelumnya, Seoul.
"Turki itu juga sukses memindahkan dari Istanbul ke Ankara. Paling tidak sekarang, Ankara sudah menjadi kita terbesar kedua di Turki," kata Bambang.
Acuan bukan berarti hanya negara yang sukses, namun juga kurang sukses maupun gagal. Tujuannya agar pemerintah bisa belajar dari kesalahan negara lain.
Baca juga: Apa Kata Jokowi Soal Pemindahan Ibu Kota? |
Bambang juga menyebutkan negara tetangga sebagai acuan, yaitu Malaysia. Di mana ada perpindahan ke Putrajaya dari Kuala Lumpur. Meskipun ada catatan, bahwa langkah Malaysia kurang cermat, karena kedua daerah sangat dekat.
Catatan yang kurang tepat, menurut Bambang adalah di Australia yang menempatkan Canberrra pada 1927 silam. Canberra yang berlokasi di antara Sydney dan Melbourne sekarang hanya seperti kota kecil.
"Jadi jangan juga jadi kota kecil seperti Canberra, berat lah, atau Putrajaya itu terlalu dekat sama Kuala Lumpur," paparnya. (mkj/ang)











































