Soal Harga Eceran Tertinggi Beras, Pedagang Khawatir Masuk Penjara

Soal Harga Eceran Tertinggi Beras, Pedagang Khawatir Masuk Penjara

Muhammad Idris - detikFinance
Rabu, 16 Agu 2017 14:06 WIB
Foto: Citra Fitri Mardiana/detikFinance
Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah menggodok ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET). Dalam pembahasannya, harga tertinggi untuk beras kualitas medium seharga Rp 9.000/kg, sementara beras dengan kualitas premium ditetapkan Rp 11.500/kg.

Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid, mengungkapkan ada kekhawatiran para pedagang ditangkap karena pemberlakuan HET tersebut, yang di sisi lain menurut pedagang, sulit diimplementasikan di lapangan.

"Yah jelas ada kekhawatiran. Saya pernah bilang pas pembahasan HET di Kemendag, kalau ini (HET) diputuskan, kemungkinan besar orang pasar induk yang paling banyak masuk penjara. Tapi di sisi lain usulan kami tidak diterima," kata Zulkifli kepada detikFinance, Rabu (16/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dalam usulan pedagang beras Cipinang yang ditolak tersebut, mereka mengusulkan HET beras kualitas medium seharga Rp 11.500/kg, dan beras kualitas premium HET Rp 14.000-15.000/kg.

Diungkapkannya, selain pedagang beras, HET tersebut bisa menimbulkan keresahan pada supllier yang selama ini memasok beras ke pedagang di Cipinang.

"Kalau lihat keputusan HET nanti pas beredar di koran, pada tutup toko di Cipinang. Karena mau dagang rugi, tetap jualan dengan sekian tapi dilarang. Supplier juga jelas takut, mau kirim barang khawatir tak laku di sini," ujar Zulkifli.

Zulkifli menuturkan, selama ini beras juga jadi salah satu komoditas yang dianggap stabil dengan mekanisme pasar yang ada. Pemberlakuan HET justru bisa menimbulkan gejolak pada beras.


"Intervensi pemerintah kenapa kok jauh sekali. Beras dari dulu sampai sekarang stabil. Kemarin puasa dan Lebaran beras aman sekali, kenapa malah kemudian dipermasalahkan dengan bikin HET," kata Zulkifli.

Sementara itu, Pengurus DPD Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jakarta, Billy Haryanto, mengungkapkan para pedagang berencana memilih tak menambah stok beras baru hingga ada kepastian HET.

"Enggak dagang dulu, rugi kita. Jadi istirahat dulu enggak kulakan. Kita habisin stok saja yang ada sekarang. Namanya jualan harus pasti. Kita juga takut kalau ada HET medium Rp 9.000/kg, tapi jualan berasnya Rp 9.200/kg," pungkas Billy. (idr/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads