Dampak penurunan harga pada komoditas cabai rawit diinginkan petani agar harga kembali normal.
Menurut Ketua AACI, Dadi Sudiana penurunan harga cabai tersebut menyebabkan kerugian bagi petani. Sebab, biaya produksi jauh lebih besar dibandingkan harga jual cabai per kilogram (kg).
Dadi pun berharap agar pola tanam cabai lebih diperhatikan lagi sehingga kondisi tersebut tidak akan terulang kembali. Dengan begitu, harga cabai bisa kembali normal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita maunya di tingkat petani paling rendah Rp 10 ribu per kg dan tingginya itu Rp 20 ribu per kg," sambungnya.
Lebih lanjut, ia juga menilai kondisi jatuhnya harga cabai bisa berpotensi menyebabkan kelangkaan pasokan di akhir tahun. Pasalnya saat ini petani lebih memilih menanam komoditas yang dianggap menguntungkan.
"Sekarang petani jadi malas tanam kan karena nggak ada modal, harganya kan jatuh. Sekarang tanam timun, kacang panjang. Jadi akhir tahun bisa ada kelangkaan karena kan modalnya habis," ungkapnya.