Karyawan TVRI Angkat Bicara soal Kisruh Helmy Yahya-Dewas

Karyawan TVRI Angkat Bicara soal Kisruh Helmy Yahya-Dewas

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 09 Des 2019 15:36 WIB
Foto: instagram @helmyyahya


Menambahkan pernyataan tersebut, sumber kedua yang dihubungi detikcom menilai bahwa pengambilan keputusan Dewas atas Helmy tak obyektif. Kemudian, munculnya isu honor ditunggak hanyalah sebagai jurus 'mengkambing-hitamkan' Helmy.

"Isu Honor SKK sering dijadikan alasan atau kambing hitam oleh sekelompok orang yang ingin memecat direksi. Seharusnya dalam pengambilan sebuah keputusan penting, dilakukan assesment atau penilaian yang obyektif dengan mengukur parameter kinerja direksi, bukan langsung asal pecat. Saya mencium adanya indikasi like and dislike di balik penonaktifan Helmy Yahya sebagai Dirut TVRI," ucap sumber kedua itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun meminta kepada semua pihak yang berwenang atas keputusan itu melihat secara mendalam terkait kemajuan TVRI di bawah kepemimpinan Helmy Yahya sejak tahun 2017 silam.

"Tengoklah kemajuan yang sudah dicapai oleh TVRI di bawah kepemimpinan Helmy Yahya, lihat analisa secara mendalam tentang bagaimana tantangan dan peluang TVRI ke depan," tutupnya.



Sebagai informasi, berikut pesan berantai yang beredar di group chat Whatsapp mengenai Helmy Yahya:

Izin sharing soal isu Dirut TVRI Helmy Yahya. Isu ini mungkin perlu di-cross check lagi kebenarannya, cuma buat sharing:

1. Rebranding logo TVRI mencapai angka Rp 8 miliar (awalnya pengajuan anggaran Rp 20 miliar). Ganti logo sampai Rp 8 miliar? Uang rakyat, APBN!

2. Liga Inggris yang tayang di TVRI sudah tembus tagihan Rp 24 miliar. Uang APBN lagi. Selain itu, apa esensinya TVRI nyiarin Liga Inggris?

3. TVRI di era Helmy Yahya beli program Discovery Chanel. Nilainya juga tidak sedikit. Uang APBN lagi. Mengapa bukan mengeksplore Indonesia?

4. Terdapat kerjasama dengan film dari China kerjasama dengan Pemerintah China selama 5 ribu jam di primetime. Kok gratis? Bagaimana bila ternyata disusupi ideologi?

5. Kuis Siapa Berani katanya hibah. Tapi yang bikin masih PH rekanan Helmy Yahya.

6. Branding foto Helmy Yahya di berbagai kantor TVRI. Termasuk mempekerjakan orang untuk membranding di sosial media.

7. Banyak karyawan yang belum dibayar berbulan-bulan.

8. Tidak tertib administrasi keuangan.

9. Soal gaji telat

(zlf/zlf)

Hide Ads