Secara keseluruhan, untuk digital security itu Peruri berinvestasi sebesar Rp 200 miliar.
"Investasinya kurang lebih sekitar Rp 200 miliar multiyears. Dan untuk 2020 kita juga sudah menyiapkan, tapi kita akan melihat kebutuhan nanti," kata Direktur Pengembangan Usaha Perum Peruri Fajar Rizki dalam acara Ngopi BUMN, di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (8/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contohnya, perubahan kebutuhan pencetakan kertas ujian untuk STAN, ijazah perguruan tinggi seperti UNPAD, tiket pesawat dan kapal penyeberangan, dan sebagainya.
"Nah lebih parah lagi sebelumnya, 7 tahun yang lalu, semua airlines baik Garuda maupun penerbangan domestik lainnya untuk tiket itu Peruri yang service. Sekarang kan tiket pesawat sudah paperless. Ini juga pundi-pundi pencetakan domestik sudah mulai hilang dan kita saat itu belum siap, sehingga ter-disrupt pendapatan yang captive meski tak terlalu besar," terang Fajar.
Namun, Fajar menuturkan, kontribusi proyek-proyek di atas memang tak besar, hanya sekitar Rp 10 miliar. Sedangkan, secara keseluruhan pendapatan usaha Peruri tahun 2019 tembus Rp 3,9 triliun yang sumbernya masih didominasi pencetakan uang kartal (kertas dan logam).
"Dari total revenue nggak banyak. Kan kita Rp 3,9 triliun, kalau itu kan dijumlah sekitar Rp 10 miliar. Jadi memang tidak terlalu besar," papar dia.
Simak Video "Peruri Minta Maaf, Ungkap Alasan Sistem e-Meterai Tak Bisa Diakses"
[Gambas:Video 20detik]