Sederet Jurus Jaga Pangan RI di Tengah Geger Corona

Sederet Jurus Jaga Pangan RI di Tengah Geger Corona

Vadhia Lidyana - detikFinance
Sabtu, 14 Mar 2020 10:15 WIB
Agus Suparmanto (Andhika/detikcom)
Foto: Mendag Agus Suparmanto (Andhika/detikcom)
Jakarta -

Pemerintah telah menerbitkan stimulus kedua untuk meredam dampak virus corona terhadap perekonomian. Salah satu stimulus itu yakni menerbitkan kebijakan pangan demi memenuhi stok dalam negeri, dan mencegah lonjakan harga.

Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto menuturkan, pemerintah menetapkan kebijakan untuk memenuhi pasokan pangan hingga bulan Agustus mendatang, sehingga kebijakan ini tak hanya untuk menangkal dampak corona, tapi juga memenuhi pasokan bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Adapun komoditas pangan yang pemenuhan stoknya dilakukan dengan importasi yaitu gula konsumsi, bawang putih, daging, dan bawang bombai. Untuk bawang putih, pemerintah sudah menerbitkan Rekomendasi Izin Impor Hortikultura (RIPH) atas 103.000 ton, dan ditambah lagi 93.500 ton, sehingga, totalnya pemerintah akan mengimpor 196.500 ton bawang putih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, importasi bawang putih masih dilakukan dari China. Namun, pemerintah juga mencari negara lain seperti India, Mesir, hingga Bangladesh.

Pemerintah juga akan menambah kuota impor daging kerbau India, dari awalnya 100.000 ton, menjadi 170.000 ton. Pasalnya, saat ini stok daging dalam negeri hanya tersisa 14.000 ton.

ADVERTISEMENT

"Berkaitan dengan daging dan stok sekarang 14.000 ton. Da sudah ada kebijakan, akan ditambah khususnya kerbau 170.000 ton," ungkap Agus dalam konferensi pers Stimulus II penanganan dampak COVID-19 di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020).

Untuk pemenuhan stok dari produksi dalam negeri, pemerintah memprediksi panen beras mencapai 22 juta ton sampai Agustus 2020. Saat ini, stok beras dalam negeri tersisa 3,5 juta ton. Lalu, untuk minyak goreng kini masih tersedia stok sebanyak 8,2 juta ton.

Selain itu, untuk pemenuhan stok jagung yang kini tersisa 580.000 ton, menurut Agus Indonesia akan segera panen sebanyak 13 juta ton jagung.

"Beras juga saat ini stok 3,5 juta dan diperkirakan tambahan produksi sekitar 22 juta. Jagung pada saat ini 580.000 ton, nanti produksi diperkirakan 13 juta ton. Kemudian minyak goreng 8,2 juta ton," paparnya.

Sementara, untuk cabai merah sendiri, pemenuhannya akan dilakukan melalui panen dalam negeri. Ia menuturkan, panen tersebut akan jatuh di akhir Maret hingga Mei 2020.

"Cabai merah yang diketahui akan segera panen akhir Maret ini sampai Mei," terang Agus.

14.000 Ton Bawang Bombai Impor Bakal Masuk RI

Kelangkaan stok bawang bombai di Indonesia menyebabkan harga melonjak hampir 10 kali lipat. Untuk menangani hal tersebut, keran impor pun telah dibuka. Bahkan, pemerintah akan menambah lagi importasi atas 14.000 ton bawang bombai.

Kuota tersebut menambahkan ketetapan yang sudah dikeluarkan pemerintah sebelumnya, yakni importasi atas 2.350 ton bawang bombai. Agus mengungkapkan, Surat Perizinan Impor (SPI) bawang bombai akan diterbitkan pekan depan.

"Perlu disampaikan juga berkaitan dengan bawang bombai konsumsi telah dikeluarkan sebesar 2.350 ton dan itu akan bertambah lagi. Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) , lalu dan akan diproses (SPI) minggu depan sekitar 14.000 ton untuk bawang bombai," ungkap Agus.

Agus menuturkan, importasi tersebut akan dilakukan secara bertahap sampai bulan April. Menurutnya, importasi ini diutamakan untuk kebutuhan konsumsi.

"Melihat kondisi sekarang itu untuk bombai konsumsi," tutup Agus.

Kuota Impor Gula Ditambah 550.000 Ton

Harga gula naik drastis akibat stok menipis. Agus menuturkan, saat ini stok gula konsumsi di tingkat distributor tersisa 159.000 ton. Sementara, kebutuhan gula konsumsi secara nasional mencapai 250.000 ton.

Untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi, pemerintah akan kembali menambahkan kuota impor atas 550.000 ton gula. Kuota tersebut akan menambahkan volume impor yang sudah ditetapkan sebelumnya yakni 438.802 ton. Sehingga, total gula impor yang akan masuk Indonesia mencapai 988.802 ton.

"Gula kita akan tambahkan 550.000 ton dan sudah akan masuk sebagian akhir bulan sekitar 216.000 ton. Kondisi sekarang di distributor 159.000 ton," kata Agus.

Impor gula itu akan dilakukan secara bertahap. Di bulan April mendatang, sebagian kuota impor gula akan masuk yakni sebanyak 250.000 ton. Agus mengungkapkan, hingga di akhir Agustus 2020, harapannya sudah tersedia stok gula sebanyak 670.000 ton.

"Kemudian nanti ada penambahan lagi di April bertahap sampai nantinya 250.000 ton lagi. Sehingga sampai akhir Agustus stok gula target kita 670.000 ton tapi disesuaikan kondisi panen dari pada gula tersebut," terang Agus.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto menuturkan, penambahan kuota impor dilakukan karena musim panen dan giling diprediksi mundur.

"Ini biar aman stok gula sampai bulan Juni. Karena musim giling mundur, jadi kita antisipasi," imbuh Suhanto.

Selain itu, mengenai stok yang ada saat ini sebesar 159.000 ton, menurutnya hanya cukup memenuhi kebutuhan nasional sampai 3 minggu ke depan. Selanjutnya, pemerintah akan memasok gula dengan mengandalkan hasil olahan gula kristal mentah (raw sugar) menjadi gula kristal putih (GKP).

"Artinya dengan 159.000 ton itu cukup untuk 3 minggu. Akhir bulan akan ke luar. Menurut industri, begitu barang masuk mereka masuk ke penggilingan, 2-3 hari sudah jadi gula," tuturnya.

Seiringan dengan itu, Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tata Niaga (PKTN) Kemendag akan terjun ke gudang-gudang pabrik gula dan distributor untuk mengecek sisa stok gula, demi mencegah penimbunan sehingga gula bisa segera dipasok ke pasar.

Sederet Jurus Jaga Pangan RI di Tengah Geger Corona
(ara/ara)

Hide Ads