Yohanes yang merupakan pengusaha bus pariwisata menceritakan, sejak 16 Maret 2020 lalu perusahaannya PT Laba Dapet Sejahtera yang memiliki 25 unit bus pariwisata merana akibat Corona. Perusahaannya sudah tak memperoleh pemasukan.
Sementara, biaya operasional perusahaan sangatlah besar, seperti biaya perawatan bus, dan juga gaji karyawan yang jumlahnya mencapai 75 orang.
Padahal, di bulan Maret-Mei mendatang ia sudah berharap-harap akan mendapat pesanan banyak seperti periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, bulan-bulan tersebut bertepatan dengan liburan sekolah serta musim mudik Lebaran.
"Seharusnya saat ini kami sedang menuai penghasilan dikarenakan bulan Maret-Mei adalah bulan peak season serta menjelang Lebaran untuk mendapatkan order, akan tetapi saat ini sirna, hilang begitu saja," kata Yohanes kepada detikcom.
Yohanes juga merasa, pemerintah hanya memanjakan ojek online (ojol) dengan memberikan bantuan khusus kepada drivernya. Padahal banyak pihaknya yang juga butuh bantuan tapi belum dapat perhatian.
"Seolah pemerintah hanya peduli pada ojol. Kami juga manusia dan Warga Negara Indonesia, kami juga memiliki keluarga. Mengapa hanya ojol saja yang di perhatikan," urai Yohanes.
Selain Yohanes, Adi Munadi yang berprofesi sebagai supir freelance dari armada pariwisata juga merasakan ketidakadilan soal bantuan pemerintah yang seakan-akan hanya menyasar driver ojol saja.
"Yang saya heran, kita pelaku usaha yang terdampak Corona di sektor pariwisata yang katanya penghasil devisa ke-2 terbesar buat negara hanya berdiam diri di rumah tanpa penghasilan. Justru ojol yang masih bisa bekerja menghasilkan pendapatan malah dibantu dari pusat dan daerah," imbuh Adi kepada detikcom.
Adi menceritakan, sejak 14 Maret 2020 ia sudah tak lagi mendapatkan panggilan untuk 'narik'. Otomatis pendapatannya nihil, sementara tabungannya hanya cukup hingga Maret kemarin untuk membiayai keluarga. Akhirnya, Adi pun terpaksa menjual barang-barang yang dimilikinya, serta berutang kepada temannya.
"Saya tidak tahu sampai kapan ini berlangsung. Padahal tabungan hanya cukup sampai akhir bulan Maret. Yang jelas untuk mencukupi kebutuhan keluarga, bayar kontrakan, dan cicilan di sebuah bank, juga untuk persiapan bulan puasa saya harus jual beberapa barang rumah dan utang ke teman," kata Adi.
Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(ang/ang)