Waduh! 37 Juta Orang RI Diprediksi Jatuh Miskin Imbas Corona

Waduh! 37 Juta Orang RI Diprediksi Jatuh Miskin Imbas Corona

Soraya Novika - detikFinance
Selasa, 05 Mei 2020 10:17 WIB
Kemiskinan masih jadi persoalan yang terus dicari solusinya di Jakarta. Ketidakpastian ekonomi global hingga korupsi turut berimbas pada kehidupan masyarakat.
Foto: Pradita Utama

Pada skenario lebih berat, potensi pertambahan penduduk miskin mencapai 8,25 juta orang dengan asumsi bahwa penyebaran COVID-19 lebih luas lagi dan kebijakan PSBB diberlakukan lebih luas di banyak wilayah di pulau Jawa dan beberapa kota di luar pulau Jawa.

"Total jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan berdasarkan skenario ini menjadi 33,9 juta orang, atau 12,8% dari total penduduk Indonesia," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada skenario sangat berat, potensi pertambahan penduduk miskin mencapai 12,2 juta orang, dengan asumsi bahwa penyebaran COVID-19 tak terbendung lagi dan kebijakan PSBB diberlakukan secara luas baik di pulau Jawa maupun luar Jawa, dengan standar yang sangat ketat.

"Total jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan berdasarkan skenario ini menjadi 37,9 juta orang atau 14,35% dari total penduduk Indonesia," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Prediksi dengan tiga skenario ini dibangun dengan asumsi bahwa puncak pandemi terjadi pada Triwula II-2020, dan setelahnya berangsur-angsur mereda.

"Apabila situasi ekonomi memburuk dalam waktu yang lebih panjang, maka peningkatan jumlah penduduk miskin akan lebih besar lagi," katanya.

Persebaran COVID-19 yang saat ini terpusat diwilayah perkotaan menyebabkan potensi peningkatan kemiskinan lebih besar terjadi di perkotaan.

"Untuk skenario berat, potensi pertambahan jumlah penduduk miskin di perkotaan mencapai 3 juta, sementara di pedesaan 2,6 juta orang. Untuk skenario lebih berat, potensi pertambahan jumlah penduduk miskin di perkotaan mencapai 6 juta, sementara di pedesaan 2,8 juta orang. Untuk skenario sangat berat, potensi pertambahan jumlah penduduk miskin di perkotaan dapat mencapai 9,7 juta, sementara di pedesaan hanya 3 juta orang," paparnya.

Menurutnya, yang perlu diwaspadai selanjutnya adalah apabila potensi penyebaran wabah dari wilayah perkotaan ke pedesaan tidak dapat dicegah, di antaranya melalui pembatasan mobilitas orang dari kota ke desa, lonjakan jumlah kasus COVID-19 di wilayah pedesaan tak dapat dihindari.

"Dampaknya, potensi pertambahan jumlah penduduk miskin di pedesaan akan lebih besar dibanding prediksi di atas. Artinya, beban pemerintah untuk mengatasi persoalan kemiskinan, baik melalui subsidi, bantuan sosial dan lainnya, menjadi semakin besar," pungkasnya


(fdl/fdl)

Hide Ads