Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 sebesar 2,97%. Menurut Direktur Eksekutif Institute Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, angka tersebut merupakan bukti bahwa perekonomian Indonesia sudah tenggelam dalam skenario terburuk.
Apalagi, pertumbuhan 2,97% ini meleset jauh dari prediksi pemerintah yakni di atas 4,5%, dan Bank Indonesia (BI) 4,7%.
"Kami kira, kita ini memang masuk ke dalam skenario terburuk. Asumsi pemerintah ini sudah meleset jauh dari triwulan pertama," ujar Tauhid kepada detikcom, Selasa (5/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, Tauhid memprediksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 ini negatif.
"(Full year) bisa di bawah 0% karena situasinya kan asumsi pemerintah sudah meleset jauh di triwulan I, dari 4,5% jadi 2,97%. Artinya ini masuk skenario berat bahwa pertumbuhan ekonomi kita bisa di bawah 0% di tahun 2020. Iya negatif, skenario terburuknya minus 0,4%," jelas Tauhid.
Senada dengan Tauhid, ekonom Indef Bhima Yudhistira memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 ini minus 2%.
"Kalau kuartal I sudah anjlok cukup dalam maka diperkirakan kuartal II-2020 ekonomi akan minus. Karena di kuartal kedua ada perluasan PSBB dikota selain Jakarta dan pelarangan mudik. Ini aktivitas ekonomi nyaris mati total. Untuk full year skenario terburuk -2%," kata Bhima kepada detikcom.
Tak hanya ekonom, kalangan pengusaha pun khawatir pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa semakin buruk.