Ekonomi RI 2020 Diprediksi Minus

Ekonomi RI 2020 Diprediksi Minus

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 06 Mei 2020 02:32 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi pertumbuhan ekonomi secara kumulatif atau sampai September 2018 sebesar 5,17%.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 sebesar 2,97%. Menurut Direktur Eksekutif Institute Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, angka tersebut merupakan bukti bahwa perekonomian Indonesia sudah tenggelam dalam skenario terburuk.

Apalagi, pertumbuhan 2,97% ini meleset jauh dari prediksi pemerintah yakni di atas 4,5%, dan Bank Indonesia (BI) 4,7%.

"Kami kira, kita ini memang masuk ke dalam skenario terburuk. Asumsi pemerintah ini sudah meleset jauh dari triwulan pertama," ujar Tauhid kepada detikcom, Selasa (5/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh sebab itu, Tauhid memprediksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 ini negatif.

"(Full year) bisa di bawah 0% karena situasinya kan asumsi pemerintah sudah meleset jauh di triwulan I, dari 4,5% jadi 2,97%. Artinya ini masuk skenario berat bahwa pertumbuhan ekonomi kita bisa di bawah 0% di tahun 2020. Iya negatif, skenario terburuknya minus 0,4%," jelas Tauhid.

ADVERTISEMENT

Senada dengan Tauhid, ekonom Indef Bhima Yudhistira memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 ini minus 2%.

"Kalau kuartal I sudah anjlok cukup dalam maka diperkirakan kuartal II-2020 ekonomi akan minus. Karena di kuartal kedua ada perluasan PSBB dikota selain Jakarta dan pelarangan mudik. Ini aktivitas ekonomi nyaris mati total. Untuk full year skenario terburuk -2%," kata Bhima kepada detikcom.

Tak hanya ekonom, kalangan pengusaha pun khawatir pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa semakin buruk.

Tokopedia dibobol yang mengakibatkan data pengguna bocor. Bagaiamana bisa terjadi?

Prediksi Ekonomi RI Minus, Pengusaha: Cerminan Dunia Usaha

Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani memprediksikan pertumbuhan ekonomi bisa minus.
īŋŧ
"Di Q2 bisa makin signifikan penurunannya. Bisa sampai minus malah kami dari Kadin melihatnya, minus 2-3%," kata Rosan kepada detikcom.

Rosan menjelaskan keadaan juga merupakan cerminan pelemahan dunia usaha terhadap perekonomian nasional yang ternyata lebih cepat dan besar karena terimbas Corona.

"Ini kan juga cerminan dunia usaha. Berarti pelemahan ini lebih cepat dan lebih besar dari yang diperkirakan, nah ini yang kami rasakan. Kita juga lihat recovery-nya nggak bisa cepat," ungkap Rosan.

Senada dengan Rosan, Ketua Umum DPD HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia) Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan dirinya pun khawatir kalau pelemahan ekonomi ini akan makin dalam. Apalagi Corona tidak bisa dipastikan kapan selesainya.

"Kita sudah menduga bahwa itu (pelemahan ekonomi) akan terjadi saya rasa memang ke depannya juga akan turun lagi. Mau tidak mau pertumbuhan ekonomi akan makin turun kalau masih ada Corona," jelas Sarman.

(ara/ara)

Hide Ads