DIY Masih Pemulihan dari Imbas COVID-19

DIY Masih Pemulihan dari Imbas COVID-19

Pradito Rida Pertana - detikFinance
Senin, 05 Okt 2020 18:03 WIB
DLH Kota Yogyakarta mencatat kualitas udara di Kota Yogyakarta saat ini cenderung membaik. Salah satunya karena konsentrasi karbon monoksida yang menurun.
Kota Yogyakarta/Foto: Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko

Di sisi lain, kurs rupiah cenderung melemah. Oleh karena itu, dia memperkirakan harga emas perhiasan dalam negeri cenderung meningkat sepanjang September 2020.

"Sementara itu, siklus inflasi pendidikan tinggi yang umumnya terjadi pada bulan September tidak terjadi. Perguruan tinggi cenderung menahan kenaikan tarif pendidikannya, akibat dari perubahan metode menjadi pembelajaran jarak jauh dan daya beli masyarakat yg tertekan akibat pandemi COVID-19," kata Hilman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hilman menyebut, pada kelompok administered prices mengalami inflasi terbatas akibat tarif angkutan udara. Sejak awal tahun hingga Juli lalu, tarif angkutan udara telah menurun hingga -27,3% (ytd).

Saat ini, ia melanjutkan, aktivitas pergerakan angkutan udara perlahan justru mulai meningkat terbatas. Penumpang angkutan udara baik di Bandara Internasional Yogyakarta maupun Bandara Adisutjipto pada Agustus 2020 meningkat 55,9% (mtm) dan tracking sementara pada September 2020 menunjukkan potensi melanjutkan peningkatan.

ADVERTISEMENT

"Sentimen positif berasal dari Keputusan Menkes Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian COVID-19, yakni saat ini penumpang transportasi umum tidak wajib untuk melakukan rapid test maupun polymerase chain reaction (PCR) sebagai syarat untuk bepergian. Namun pada stimulus tersebut belum sepenuhnya berlaku karena SE Gugus Tugas tentang kewajiban rapid atau PCR di bandara masih berlaku. Hal ini menyebabkan pergerakan aktivitas manusia menggunakan transportasi udara masih terbatas," ucapnya.

Dari sisi volatile food, Hilman menambahkan, deflasi disebabkan oleh penurunan harga daging ayam ras, telur ayam ras, dan aneka cabai. Di mana stok daging ayam di pasaran saat ini melimpah, sehingga menyebabkan harga daging ayam di tingkat produsen terus menurun hingga Rp19.250 per kilogram.

Selain itu, serapan daging ayam sepanjang September 2020 masih mengalami penurunan. Dampaknya, lanjutnya, harga daging ayam di pasar kembali mengalami deflasi. Sementara itu harga daging ayam yang murah menyebabkan peternak ayam melempar telur infertil (hatched egg) ke pasar. Hal ini berdampak pada melimpahnya pasokan telur ayam, sehingga mengalami deflasi.

"Melihat perkembangan inflasi terkini, Bank Indonesia memperkirakan inflasi DIY 2020 akan berada pada batas bawah titik tengah sasaran. Untuk menjaga stabilitas harga pada sasaran yang ditetapkan, Bank Indonesia bersama dengan anggota TPID DIY akan meningkatkan sinergi dan koordinasi dalam memantau perkembangan harga, menjaga kecukupan stok pangan, serta mengupayakan kelancaran distribusinya," ujarnya


(hns/hns)

Hide Ads