Utang Indonesia Naik Terus tapi Disebut Tak Efektif, Kenapa?

Utang Indonesia Naik Terus tapi Disebut Tak Efektif, Kenapa?

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 06 Nov 2020 09:41 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto

Berdasarkan catatan detikcom, rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) naik lagi per Agustus 2020, berada di level 34,53% terhadap PDB, angka ini naik dibandingkan posisi Juli yang sebesar 33,63%.

Mengutip dokumen APBN KiTa, 27 Agustus 2020, utang pemerintah terbagi dua, yaitu pinjaman sebesar Rp 838,60 triliun dan surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 4.596,26 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika dilihat lebih rinci lagi, utang pemerintah yang berasal dari pinjaman berasal dari dalam negeri sebesar Rp 10,53 triliun dan luar negeri sebesar Rp 828,07 triliun. Khusus pinjaman luar negeri, terdiri dari bilateral Rp 318,24 triliun, multilateral Rp 465,03 triliun, commercial bank Rp 44,80 triliun, dan suppliers nihil.

Sementara yang berasal dari SBN sebesar Rp 4.596,26 triliun, terdiri dari SBN domestik sebesar Rp 3.351,13 triliun dan SBN dalam bentuk valas sebesar Rp 1.245,13 triliun.


(toy/ara)

Hide Ads