Pengeluaran untuk pariwisata pun nampaknya tidak akan signifikan. Bhima menjelaskan bila biasanya masyarakat yang mudik sebelumnya melakukan wisata di daerahnya, kini mungkin hal itu tidak akan terjadi karena lemahnya daya beli.
"Ada kecenderungan yang biasanya setelah ke rumah sanak famili di kampung kemudian jalan jalan mungkin tahun ini akan langsung pulang. Jadi spending sektor pariwisata tidak optimal seperti dulu," kata Bhima.
Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah juga mengamini pernyataan Bhima. Meski mudik diperbolehkan dampaknya sangat minim kepada perkonomian. Trubus juga menilai banyak orang yang pendapatannya terdampak pandemi, apalagi masyarakat berpenghasilan rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dampak mudik memang nggak terlalu tinggi lah kalau dibandingkan tahun sebelum pandemi menurut saya kalau bicara ekonomi. Ini kan masyarakat pendapatannya juga terdampak, yang berpenghasilan rendah apalagi. Cukup berat ini kalau mau belanja," kata Trubus.
Meski dampaknya kurang 'nendang', momen mudik lebaran tetap bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Seberapa besar dampaknya?
Berbeda dengan Trubus dan Bhima, Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal menilai mudik tetap memiliki dampak besar terhadap perekonomian. Meski masyarakat daya belinya turun, mudik tetap meningkatkan perputaran uang ke daerah.
Maka dari itu Faisal menilai bila mudik tidak dilarang maka bisa saja ekonomi Indonesia bisa tumbuh secara tahunan (year-on-year (YoY) di kuartal II ini.
"Jadi kalau kemudian nggak dilarang, arus mudik besar dampaknya ke ekonomi di triwulan II besar sekali. Kalau diperkirakan, dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal II kalau diperbolehkan mudik, ini bisa lebih dari 4% kenaikannya pada pertumbuhan ekonomi di kuartal secara YoY," kata Faisal.
Faisal menilai masyarakat juga mulai pede untuk mengeluarkan uangnya di tengah kondisi pandemi yang mulai membaik. Terbukti dengan adanya kondisi pandemi yang surut di beberapa daerah, ditambah lagi vaksinasi juga sudah berjalan.
"Ini juga saya rasa masyarakat lebih confident juga. Toh daerah juga banyak yang pandeminya surut, terus vaksinasi mulai," ungkap Faisal.
Melihat hal itu menurut Faisal, lebih baik mudik tidak dilarang. Namun, boleh atau tidaknya mudik harus menyesuaikan daerah masing-masing. Untuk daerah yang masuk zona hijau mudik sah saja diperbolehkan asal protokol kesehatan ditegakkan, selain zona hijau ada baiknya mudik tetap dilarang.
"Daerah masih merah memang perlu highlight. Jadi nggak seragam dilarang atau dibolehkan. Jadi kalau dia daerahnya zona merah tetap ditahan saja. Kalau sudah hijau, ya dibolehkan saja, asal kontrol protokol kesehatannya tinggi," kata Faisal kepada detikcom.
(hal/fdl)