Para Konglomerat di Asia Tenggara Ramai-ramai Hunting Startup

Para Konglomerat di Asia Tenggara Ramai-ramai Hunting Startup

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 18 Okt 2021 09:18 WIB
Startup
Foto: Getty Images
Jakarta -

Para taipan dan keluarga konglomerat di Asia Tenggara beberapa waktu terakhir terus meningkatkan investasinya di perusahaan rintisan (startup) teknologi. Mereka berupaya ikut dalam gelombang valuasi startup yang terus meningkat, ketika bisnis mereka tengah dihantam pandemi, mulai dari ritel, perhotelan hingga manufaktur.

Pengusaha besar, mulai dari Dhanin Chearavanont (Thailand) hingga Lance Gokongwei dari Filipina sedang menanamkan jutaan dolar langsung ke perusahaan digital atau melalui dana modal ventura. Terkadang mereka juga bermitra dengan perusahaan modal ventura di Silicon Valley.

Tren peralihan uang para taipan ke startup ini membuka jalan bagi aliran modal baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aliran uang dari keluarga kaya raya di Asia Tenggara telah menjadi sangat hidup dengan adanya investasi teknologi karena keberhasilan startup baru-baru ini," kata Vishal Harnal, mitra pengelola 500 Startups Asia Tenggara dilansir dari Bloomberg, Senin (18/10/2021).

Para konglomerat dalam beberapa dekade terakhir memang telah membantu dalam menggerakan ekonomi di Asia Tenggara. Namun saat pandemi COVID-19 mereka juga terkena dampaknya. Asian Development Bank (ADB) sendiri memangkas prospek pertumbuhan di kawasan ini untuk 2021 menjadi 3,1%.

ADVERTISEMENT

Meskipun pandemi telah menghancurkan sektor pariwisata dan ritel di Asia Tenggara, kawasan ini adalah rumah bagi beberapa pasar internet yang tumbuh paling cepat. Hal itulah yang menjadi pupuk bagi pertumbuhan startup teknologi di kawasan ini.

Menurut data Cento Ventures, ada rekor baru di semester I-2021 dengan adanya 393 kesepakatan investasi baru di startup yang tersebar di seluruh Asia Tenggara dengan nilai US$ 4,4 miliar.

Dari aliran dana sebesar itu yang paling banyak melakukan suntikan modal adalah Charoen Pokphand Group Co., kerajaan bisnis asal Thailand yang berusia 100 tahun. Perusahaan ini bergerak dalam bisnis pertanian, pangan hingga ritel dan telekomunikasi. Pimpinan kerajaan bisnis itu adalah Dhanin.

CP Group yang berbasis di Bangkok memimpin putaran investasi seri C di startup Ascend Money pada bulan September lalu yang juga didukung oleh Ant Group Co. Pendanaan itu melahirkan fintech unicorn pertama di Thailand dengan valuasi US$ 1,5 miliar. CP Group juga bermitra dengan Siam Commercial Bank pada bulan yang sama untuk menyiapkan dana ventura teknologi baru senilai US$ 800 juta.

"CP Group secara aktif merangkul inovasi dan mengeksplorasi teknologi canggih seperti robotika, logistik, cloud, dan teknologi digital lainnya," kata Yue Jun Jiang, chief technology officer CP Group.

Di Indonesia, Intudo Ventures mengumpulkan US$ 115 juta untuk menutup dana ketiganya pada bulan September untuk fokus pada ekonomi digital terbesar di kawasan ini. Investor dalam pendanaan tersebut termasuk lebih dari 30 keluarga konglomerat Indonesia.


Hide Ads