Pedagang pasar mengeluhkan harga minyak goreng yang masih tinggi. Beberapa di antara mereka enggan menjual minyak goreng karena merasa rugi.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu pedagang di Pasar Jombang, Tangerang Selatan. Pedagang bernama Nela mengatakan, sejak harga tinggi dia tidak lagi menjual minyak goreng.
"Karena mahal saya nggak jual minyak goreng dulu. Mahal barangnya, rugi juga. Dicari juga susah kan barangnya, di Indomaret kosong, orang-orang lari ke pasar tapi di sini masih mahal," ujarnya kepada detikcom, Selasa (1/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nela sendiri mengetahui berita kebijakan harga eceran tertinggi (HET) yang mulai berlaku hari ini. "Iya itu katanya, tapi ya belum turun juga minyaknya. Nggak pernah turun di pasar," ujarnya.
Sementara, di pasar lain yakni Pasar Bukit Pamulang harga minyak goreng tembus Rp 40.000 per dua liter. Pedagang sembako bernama Arif juga mengatakan belum ada kenaikan pada minyak goreng.
"Masih Rp 40.000 yang liter itu, saya nggak jual yang seliter hanya 900 militer Rp 19.000. Semenjak naik nggak pernah jual curah. Dulu Rp 9.500. Sekarang Rp 20.000/kg," ucapnya.
Meski belum ada penurunan hari ini, kebijakan HET yang ditetapkan hari ini oleh pemerintah katanya akan baru mulai berlaku dari sales terlebih dahulu.
"Hari ini dikabarin katanya ada penurunan harga. Kalau harga dari sana sudah turun, stok barang yang sudah ada di sini bisa diturunkan harga. Uang yang sudah diberikan bisa kembalikan sesuai harganya," pungkasnya.