Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI di Kuartal I, Tokcer Kah?

Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI di Kuartal I, Tokcer Kah?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 09 Mei 2022 09:49 WIB
Pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2021 diramal tembus 7%. BI menyebut hal ini karena pemulihan di sektor pendukung turut mendorong ekonomi nasional.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2022. Ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun ini akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi dan net ekspor.

Ekonom PermataBank Josua Pardede mengungkapkan ekonomi Indonesia kuartal I-2022 diperkirakan tumbuh 5,04%. Didorong oleh konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh sekitar 4,62% yoy dari kuartal sebelumnya 3,55% yoy.

"Dilihat dari leading indicator konsumsi pada kuartal I 2022, sebagian besar indikator konsumsi mencatatkan kondisi yang solid seperti mobilitas masyarakat, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), penjualan eceran, penjualan otomotif, pertumbuhan uang beredar (M2) dan inflasi sisi permintaan," kata dia, Senin (9/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Josua mengungkapkan mobilitas masyarakat yang meningkat dibandingkan periode-periode sebelumnya mengindikasikan bahwa belanja/konsumsi masyarakat yang meningkat sejalan dengan pengendalian kasus COVID-19. IKK pada akhir kuartal I-2022 tercatat tetap kuat yaitu sebesar 114,6, sedikit menurun dari IKK pada kuartal IV 2021 sebesar 116,7.

Sementara itu, penjualan eceran pada 1Q22 tercatat tumbuh 8,6% yoy. Pertumbuhan uang beredar (M2) pada akhir kuartal I 2022 tercatat tumbuh double digit sekitar 13,3% yoy dari akhir 4Q21 yang tercatat 14,0% yoy.

ADVERTISEMENT

Inflasi inti yang mengindikasikan sisi permintaan pada kuartal I 2022 juga menunjukkan tren kenaikan dengan laju 2,37% yoy dari akhir kuartal sebelumnya yang tercatat tumbuh 1,56% yoy.

Penjualan mobil secara ritel juga mencatatkan pertumbuhan yang postif sekitar 0,34% yoy meskipun penjualan motor cenderung terkontraksi kecil sekitar -2,6% yoy.

Investasi/PMTB juga diperkirakan akan menjadi motor penggerak perekonomian pada kuartal I 2022, dimana investasi diperkirakan tumbuh 5,93% yoy dari kuartal sebelumnya 4,49% yoy.

Peningkatan investasi terindikasi dari beberapa leading indicator investasi antara lain impor barang modal, penjualan semen, penjualan alat berat, penjualan kendaraan komersial dan penjualan listrik PLN. Impor barang modal secara kumulatif pada kuartal I 2022 tercatat tumbuh 30,7% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 26,6% yoy.

Lanjut di halaman berikutnya.

Penjualan alat berat secara kumulatif pada kuartal I 2022 mencatatkan pertumbuhan yang solid yakni 148,8% yoy. Peningkatan yang signifikan dari penjualan alat berat mengindikasikan investasi non-bangunan yang meningkat sejalan dengan peningkatan kapasitas produksi terutama sektor pertambangan merespon kenaikan harga komoditas global.

Sementara itu, investasi bangunan juga diperkirakan akan tetap solid terindikasi dari penjualan semen secara kumulatif pada kuartal I-2022 yang tercatat tumbuh 15,2% yoy dari kuartal sebelumnya 3,3% yoy.

Konsumsi pemerintah pada kuartal I-2022 diperkirakan akan cenderung melambat dengan laju pertumbuhan 1,52% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 5,25% yoy.

Perlambatan laju konsumsi pemerintah terindikasi dari kontraksi penyerapan belanja pemerintah pusat sepanjang kuartal I-2022 yang tercatat -10,3% yoy. Dari penyerapan belanja pemerintah pusat yang mengalami penurunan yang cukup signifikan antara lain penyerapan belanja modal yang tercatat -45,3%yoy dan penyerapan belanja barang yang tercatat -33,1% yoy.

Sementara itu, net ekspor juga diperkirakan akan menopang pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022 dimana kinerja ekspor secara kumulatif tercatat tumbuh 35,9%yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 45,7%yoy. Meskipun demikian, impor tercatat melambat menjadi sekitar 26% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 42,1% yoy.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2022 ini berada di level 4,95%. Dia menyebut pertumbuhan ini disebabkan oleh terus membaiknya mobilitas masyarakat di tengah pelonggaran PPKM dan makin luasnya vaksinasi di masyarakat.

Memang sempat ada sedikit tekanan karena PPKM yang dilakukan pada 22 Februari lalu akibat naiknya kasus Omicron.

Faisal menyebutkan dari sisi penawaran PMI manufaktur pada tiga bulan pertama konsisten pada zona ekspansi. Kemudian dari permintaan eksternal tercatat solid untuk mendukung kinerja ekspor.

"Sumber utama pertumbuhan diperkirakan lebih banyak berasal dari faktor domestik. Kami perkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan terus menguat menjadi 4,7%-5% pada kuarta I 2022. Hal ini karena kepercayaan konsumen dan penjualan ritel yang terus meningkat," ujar dia.

Dia mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 terus membaik sejalan dengan pelonggaran PPKM dan meningkatnya mobilitas masyarakat.

"Dengan demikian pulihnya permintaan akan mendorong kegiatan produksi dan investasi," jelas dia.

Kebijakan fiskal juga tetap antisipatif, responsif dan fleksibel. Kemudian kebijakan moneter yang pro stabilitas dan kebijakan makroprudensial yang ditempuh akan terus menopang pemulihan ekonomi nasional.

Selain itu kenaikan harga komoditas juga akan mendukung kinerja ekspor. "Secara keseluruhan kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,17% pada tahun 2022," jelas dia.

(kil/das)

Hide Ads