Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengungkapkan Indonesia memiliki waktu yang terbatas untuk menghadapi bonus demografi. Pemerintah Indonesia juga menyiapkan berbagai program untuk memanfaatkan momentum tersebut.
"Indonesia masuk ke dalam periode bonus demografi dan bonus demografi seperti yang sering disampaikan Bapak Presiden ini waktunya sangat terbatas, 13 tahun. Dan oleh karena itu harus dimaksimalkan sebaik mungkin," ujar Airlangga usai mengikuti acara Indonesia Data and Economic (IDE) Conference 2023, Kamis (20/7/2023).
"Oleh karena itu pemerintah sudah meluncurkan program RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2025-2045 yang sekarang sedang berproses di Bappenas dan akan disiapkan menjadi Undang-Undang. Di dalam program tersebut, tentunya Indonesia diharapkan bisa lolos dari middle income trap dan pendapatan per kapita US$ 30.300 di tahun 2045," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping itu, Indonesia juga masuk ke dalam middle income trap (perangkap pendapatan menengah). Airlangga menuturkan bonus demografi bisa dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Pemerintah terus mengoptimalkan pemanfaatan peluang bonus demografi dengan menyiapkan generasi muda sebagai digital native agar mampu berdaya saing dan relevan, sesuai dengan kebutuhan industri serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Upaya peningkatan kualitas SDM sebelumnya telah direalisasikan Pemerintah di antaranya melalui Program Kartu Prakerja yang sejak 2020 yang telah memberikan manfaat pelatihan kepada 17,7 juta peserta.
Seiring dengan berbagai upaya Pemerintah tersebut, Airlangga juga mendorong keterlibatan stakeholders. Upaya tersebut dibuktikan dengan menjaga stabilitas bangsa, mendukung hilirisasi industri, menerapkan teknologi digital, berpartisipasi meningkatkan kapasitas SDM, dan mempersiapkan diri memenuhi SDM critical dan high-skilled.
"Tentu kerja sama dengan sosial media dan media massa juga menjadi penting agar kita bisa membangun optimisme ke depan," ungkap Airlangga.
Airlangga menambahkan, program peningkatan kualitas SDM masuk ke dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) 2024-2045. Program tersebut sedang diproses di Bappenas dan akan disiapkan menjadi Undang-Undang.
Dalam rencana tersebut, Indonesia memiliki visi Indonesia Emas 2045. Adapun target yang ingin dicapai di antaranya berupa PDB Nominal sebesar USD 9,8 triliun, menempati posisi sebagai salah satu dari lima besar negara dengan PDB terbesar di dunia; Gross National Income per kapita sebesar US$ 30,300; porsi penduduk middle income sebanyak 80%; kontribusi industri manufaktur pada PDB mencapai 28%, serta penyerapan tenaga kerja sebesar 25,2%.
"Untuk mewujudkannya kita harus melakukan transformasi yaitu lompatan-lompatan besar, yang hanya bisa kita raih apabila kita berani, bertekad, dan berusaha keras," ujarnya.
Selain meningkatkan kualitas SDM, pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur, riset inovasi dan pengembangan bisnis, transformasi kebijakan dan regulasi, tata kelola data dan pengamanannya, hingga peningkatan investasi dan sumber pembiayaannya untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
(ncm/ega)