Starbucks merespons terkait tudingan pro Israel hingga ramai seruan boikot. Dalam pernyataan resminya, manajemen mengaku tidak memberikan bantuan finansial dengan cara apapun ke Israel.
"Baik Starbucks maupun mantan pemimpin, presiden, dan CEO perusahaan, Howard Schultz tidak memberikan dukungan finansial kepada pemerintah Israel dan/atau Angkatan Darat Israel dengan cara apa pun," tulis Starbucks dalam pernyataannya yang diperbarui Oktober 2023, dikutip Kamis (16/11/2023).
Manajemen juga mengklaim bahwa Starbucks tidak pernah mengirimkan keuntungannya kepada pemerintah Israel atau tentara Israel. Sebagai perusahaan publik, pihaknya mengaku diwajibkan untuk menyampaikan setiap pemberian perusahaan setiap tahun melalui proxy statement.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rumor bahwa Starbucks atau Howard memberikan dukungan keuangan kepada pemerintah Israel dan/atau Angkatan Darat Israel adalah tidak tepat," ucapnya.
Starbucks Indonesia menyatakan perusahaan tidak mendukung berbagai tindakan yang mengandung kebencian dan kekerasan. Pihaknya turut menyampaikan simpati bagi mereka yang menjadi korban dan terkena dampak akibat aksi keji yang terjadi di Timur Tengah.
"Kami dengan tegas menyatakan tidak mendukung tindakan yang mengandung kebencian dan kekerasan, sepenuhnya mendukung usaha perdamaian di dunia," tulis Starbucks.
Sebagai informasi, kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tersebut memiliki gerai yang tersebar di 86 negara termasuk lebih dari 1.900 gerai di 11 wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara yang mempekerjakan lebih dari 19 ribu karyawan. Di Israel, Starbucks memutuskan untuk membubarkan kemitraannya pada 2003 karena tantangan operasional yang dialami di pasar tersebut.
"400 ribu mitra kami di seluruh dunia memiliki pandangan berbeda mengenai beragam topik. Terlepas dari spektrum keyakinan tersebut, Starbucks telah dan tetap menjadi organisasi non-politik," tegasnya.
Starbucks mau buka gerai di Israel lagi? Cek halaman berikutnya.