AS Beri Sanksi 2 Perusahaan yang Dukung Serangan Houthi

AS Beri Sanksi 2 Perusahaan yang Dukung Serangan Houthi

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 13 Jan 2024 18:45 WIB
The U.S. Capitol is seen between flags placed on the National Mall ahead of the inauguration of President-elect Joe Biden and Vice President-elect Kamala Harris, Monday, Jan. 18, 2021, in Washington.
Ilustrasi Bendera AS/Foto: AP/Alex Brandon
Jakarta -

Pemerintah Amerika Serikat (AS) melayangkan sanksi kepada dua perusahaan dari Hong Kong dan Unit Emirat Arab (UEA). Sanksi ini diberikan karena dua perusahaan itu diduga mengirimkan dan menjual komoditas Iran ke China.

Kementerian Keuangan AS mengatakan pihaknya menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan Cielo Maritime Ltd yang berbasis di Hong Kong dan Global Tech Marine Services asal UEA.

Kedua perusahaan itu disebut mengirimkan komoditas Iran ke China atas nama fasilitatornya, Sa'id al-Jamal. Ada beberapa kapal tanker lainnya dan berusaha menyamarkan asal barang tersebut dengan menggunakan dokumen palsu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Amerika Serikat terus mengambil tindakan terhadap jaringan keuangan gelap Iran yang mendanai Houthi dan memfasilitasi serangan mereka," kata Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan, Brian Nelson dikutip dari Reuters, Sabtu (13/1/2024).

Sanksi tersebut dijatuhkan setelah AS melakukan perlawanan kepada pasukan Houthi menggunakan pesawat tempur, kapal, dan kapal selam AS, serta Inggris. Serangan itu sebagai pembalasan terhadap pasukan Houthi atas serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah, sehingga memperluas konflik regional yang berasal dari serangan Israel di Gaza.

ADVERTISEMENT

"Bersama dengan sekutu dan mitra kami, kami akan mengambil semua tindakan yang ada untuk menghentikan aktivitas Houthi yang mengganggu stabilitas dan ancaman mereka terhadap perdagangan global," tambah dia.

Houthi merupakan gerakan bersenjata yang telah menguasai sebagian besar Yaman selama dekade terakhir. Pasukan itu telah menyerang kapal-kapal di jalur pelayaran di muara Laut Merah, tempat 15% perdagangan lintas laut dunia melewati jalur antara Eropa dan Asia.

AS dan sekutunya mengerahkan satuan tugas angkatan laut ke wilayah tersebut pada Desember untuk membalas pasukan Houthi. Balasan itu pun membuat situasi di Laut Merah semakin panas.

Pasukan Houthi telah melakukan penyerangan terhadap kapal-kapal yang diduga menuju Israel. Serangan Houthi terhadap kapal komersial telah memaksa perusahaan pelayaran untuk mengirim kapal melalui rute yang lebih panjang dan lebih mahal di sekitar Afrika. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya serangan baru inflasi global dan gangguan rantai pasokan.

(ada/ara)

Hide Ads