Jakarta -
Indonesia baru saja memperingati Hari Kemerdekaan ke 79 tahun. Sepanjang 79 tahun berdiri, Indonesia mengalami perkembangan pesat, berkat dukungan berbagai pihak. Termasuk peran berbagai perusahaan baik BUMN maupun swasta yang ikut berkontribusi mendorong kemajuan Indonesia dari dulu hingga kini.
Ini dia daftar perusahaan yang sudah mewarnai perjalanan pembangunan bangsa, bahkan sejak era penjajahan sebelum RI merdeka. Apa saja?
1. Pos Indonesia
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PT Pos Indonesia menjadi kantor pos ini pertama kali didirikan di Batavia alias Jakarta di zaman dulu. Tepatnya berdiri pada pada tanggal 26 Agustus 1746 oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff.
Mengutip dari website resminya, tujuan adanya kantor pos itu untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Belanda.
Sebelum menjadi perusahaan BUMN, Pos Indonesia dulunya berstatus Jawatan Post, Telegraph dan Telephone. Kemudian pada 27 September 1945 berganti nama menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Pada 1965 berubah lagi menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro.
Tidak sampai di situ, pada 1978 namanya menjadi Perum Pos dan Giro. Setelah 17 tahun menjadi Perum, pada 1995 baru berubah nama menjadi PT Pos Indonesia yang kita kenal sekarang ini.
2. BRI
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) memiliki sejarah panjang. Pasalnya, bank tersebut berdiri sebelum Indonesia merdeka tepatnya pada 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah.
Pada era tersebut, BRI masih menyandang nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden, sebagai lembaga keuangan milik kaum priyayi Purwokerto atau istilahnya pribumi.
Kemudian, pada 1 Agustus 1992, sesuai UU Perbankan No.7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992, statusnya berubah jadi PT (Perseroan Terbatas).
Saham milik BRI saat itu masih 100 persen oleh pemerintah. Pada 2003, pemerintah menjual 30 persen saham BRI untuk jadi perusahaan publik yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.
3. Jamu Jago
Di tahun ini, Jamu Jago sudah memasuki usia ke 106 tahun. Adapun perusahaan tersebut didirikan pada 1918 oleh T.K. Suprana sebagai sebuah toko jamu.
Pendirian toko jamu tersebut tidak terlepas dari misi yang dimiliki oleh T.K Suprana. Sosok tersebut menginginkan agar jamu menjadi minuman sehat yang dikonsumsi secara massal oleh masyarakat Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, Jamu Jago juga turut mengimplementasikan sejumlah teknologi untuk mengembangkan sejumlah produknya. Lewat langkah itu, diharapkan produk-produk Jamu Jago bisa terus relevan dengan perkembangan zaman.
Klik halaman selanjutnya >>>
4. Unilever
Unilever Indonesia pertama kali didirikan pada 5 Desember 1933 silam. Selama lebih dari 90 tahun, mereka telah hadir menjadi salah satu perusahaan FMCG (Fast Moving Consumer Goods) terbesar di Indonesia.
Perusahaan tersebut tidak hanya menghadirkan berbagai produk yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Namun, perusahaan tersebut juga turut memberikan kontribusi terhadap sejumlah sektor, tidak terkecuali kesejahteraan Petani kecil dan juga lingkungan.
Melalui Program Petani Kedelai Hitam, Unilever mengikutsertakan sekitar 35.000 petani kedelai hitam dan gula kelapa dalam rantai pasokan Bango. Serta ada 35.000 petani kedelai hitam dan gula kelapa diberdayakan melalui program Bango Pangan Lestari.
Tak hanya itu, Unilever juga terus berupaya untuk membantu meningkatkan mata pencaharian petani kelapa melalui sejumlah kegiatan. Bahkan perusahaan tersebut telah memberikan pelatihan kepada 2.100 petani kelapa dan membentuk 60 penasihat (dokter kelapa) sebagai konsultasi yang bisa dimanfaatkan oleh para petani. Kehadiran penasihat tersebut diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap para petani kelapa.
Selain itu, perusahaan tersebut juga memprakarsai Program Peremajaan Pohon Kelapa di daerah-daerah penghasil gula kelapa untuk mendapatkan bibit kelapa nira genjah yang unggul. Melalui program ini, hampir 1.200.000 bibit kelapa nira genjah unggul telah didistribusikan kepada 6.500 petani gula kelapa di Pangandaran, Sukabumi, dan Lampung Timur.
Untuk sektor ramah lingkungan, Unilever sudah menggunakan panel surya sebagai sumber energi di kantor pusat dan pabriknya. Serta membangun bangunan hijau di Grha Unilever dan menerima penghargaan Greenship Platinum.
Tak hanya itu, Unilever juga memanfaatkan penggunaan energi biomassa dari cangkang kelapa sawit hingga serpihan kayu. Serta efisiensi energi dengan menerapkan proses logistik digital.
Selain itu, Unilever melalui Program Penatagunaan Air Pesantren dengan mengelola 952.000 liter air hujan yang kemudian digunakan untuk mencuci piring, menyiram tanaman, dan berbagai kegiatan di Pondok Pesantren Al Binaa.
Serta menghadirkan Program Sekolah Sehat yang didukung oleh Kemendikbud Ristek. Program tersebut melakukan edukasi mengenai kesehatan dan kebersihan serta memberikan donasi produk kebersihan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan siswa.
Serta ada Program Gerakan Masjid Bersih buah kerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia. Lewat program tersebut sudah ada 200 ribu masjid telah mendapatkan edukasi kebersihan dan produk pembersih. Serta ada pula Program Pemberdayaan Berbasis Masjid dengan menjalin kerja sama dengan Masjid Istiqlal, Masjid Al Akbar Surabaya, dan Masjid Agung Jawa Tengah untuk melakukan edukasi dan donasi kepada masyarakat muslim di Indonesia.
Perusahaan yang menyerap ribuan tenaga kerja Indonesia ini juga terus berupaya untuk menekan penggunaan plastik. Unilever telah mengurangi 6.800 ton kandungan plastik murni dalam kemasan produk Unilever pada tahun 2023.
Pada tahun 2023, produk Unilever menggunakan 3.200 ton PCR atau plastik daur ulang. Unilever juga mengganti kemasan sachet yang tidak dapat didaur ulang dengan kemasan yang dapat didaur ulang, beralih ke sachet monolayer dan PP cup yang secara teknis dapat didaur ulang.
Serta mengembangkan 4.000 Bank Sampah di 50 kota/kabupaten dan 13 provinsi di Indonesia. Pada tahun 2023, Unilever mengumpulkan 28.317 ton sampah plastik pasca-konsumsi melalui jaringan bank sampah. Selain itu sebanyak 27.841 ton sampah plastik diubah menjadi energi terbarukan.
Total, pada tahun 2023, Unilever sudah memproses 56.159 ton sampah plastik, jumlahnya lebih banyak dari plastik yang perusahaan gunakan untuk menjual produknya.
Unilever memastikan inovasi yang diberikan tidak hanya sebatas itu saja. Perusahaan tersebut berkomitmen bakal terus menghadirkan berbagai inovasi dan berkontribusi terhadap bangsa Indonesia.
Simak Video "Cita Rasa Tongseng Kambing yang Dimasak di Tungku Arang"
[Gambas:Video 20detik]