Muncul Fenomena 'Rojali', Masyarakat ke Mal tapi Tak Belanja

Muncul Fenomena 'Rojali', Masyarakat ke Mal tapi Tak Belanja

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Jumat, 18 Jul 2025 17:49 WIB
Pengunjung pusat perbelanjaan Senayan City memadati mal tersebut untuk berburu barang dalam ajang Midnight Sale, Jakarta, Jumat (1/6/2018) malam. Untuk meramaikan puasa di bulan Ramadan 2018 dan jelang Lebaran, sejumlah mal di Jakarta pun menggelar midnight sale. Grandyos Zafna/detikcom

Setiap mal pun menawarkan program diskon yang menggiurkan. Berbagai benda dan barang kebutuhan sehari-hari, kebutuhan liburan, sampai kebutuhan Lebaran tak ketinggalan mendapat sale sampai dengan 70 persen lebih.
Ilustrasi Mal/Foto: Grandyos Zafna
Labuan Bajo -

Belakangan muncul fenomena rombongan jarang beli atau rojali di mal. Mereka pada umumnya tidak berbelanja dan hanya cuci mata di mal.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual mengatakan, masyarakat berhati-hati membelanjakan uangnya di sepanjang semester I-2025, terutama kelas menengah atas.

"Tercermin di big data, jadi di big data kalau kita lihat trennya sejak awal tahun sampai Juni belum bagus. Company sudah oke terutama di beberapa sektor, tapi secara konsumen, terutama kelas menengah atas yang punya uang, mereka men-drive 70% konsumsi," tutur dalam acara Editors Briefing Bank Indonesia (BI) di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Jumat (18/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kehati-hatian masyarakat dalam membelanjakan uangnya terlihat dari pengakuan pemasok barang mahal yang mengakui kondisi ini seperti krisis 2008.

"Saya melihat memang ada kehati-hatian. Saya perhatikan ketemu beberapa supplier luxury tas mereka merasakan, ada beberapa pemegang merek, ini kok mirip-mirip seperti krisis 2008," kata David.

ADVERTISEMENT

Mereka cenderung memilih untuk menanamkan uangnya di sejumlah instrumen investasi. David melanjutkan, masyarakat kelas menengah kebanyakan 'memarkirkan' uangnya di instrumen investasi seperti deposito, giro, dan Surat Berharga Negara (SBN).

"Tapi dari sisi tenaga dalam besar lagi, sementara parkir dulu di instrumen investasi bunga 9% 8% giro, deposito, SBN lumayan tinggi, belum instrumen investasi lain. Emas digital, emas biasa, perhiasan. Investasi lagi menarik buat mereka, sementara mereka ke sana dulu," tutur David.

Lihat juga Video: Mari Merapat, Ada Diskon Sampai 50%+20% di Transmart!

(ara/fdl)

Hide Ads