Pengusaha konveksi menyampaikan keluhannya terhadap serbuan barang impor yang berasal dari China. Produk impor mengurangi daya saing produk buatan lokal karena harganya yang jauh lebih murah.
Ketua Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB), Nandi Herdiaman menilai impor barang ilegal tidak terkontrol dengan baik. Oleh karena itu ia meminta perlindungan dari Pemerintah dan DPR untuk mengatasi persoalan tersebut.
"Impor barang ilegal yang tidak terkontrol dan produk dari China yang teramat murah membuat produk lokal kalah bersaing," ujarnya dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Kamis (13/11/2025).
Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan terima kasih kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang gencar memberantas baju bekas impor. Nandi berharap kebijakan tersebut bisa menekan peredaran baju bekas impor sehingga berdampak positif bagi industri kecil menengah (IKM) konveksi.
"Saya berterima kasih kepada Bapak Purbaya yang mana sekarang lagi gencar-gencarnya memerangi produk barang baju bekas. Mudah-mudahan ketika berkurangnya baju bekas ini, khususnya IKM konveksi dalam negeri bisa terbantu marketnya. Karena kami rata-rata yang dibuat IKM ini pasarnya pasar domestik," jelasnya.
Nandi menyebut total anggota IPKB secara total mencapai 8.000, namun 40% sudah tutup sejak era pandemi COVID-19. Ia lantas meminta Komisi VII DPR RI memberikan dukungan agar IKM konveksi bisa bangkit kembali.
"Tapi memang 40% dari semenjak Covid ini sudah berhenti. Saya berharap bapak ibu (Komisi VII DPR RI) bisa kerja sama dengan IKM konveksi, mungkin partai-parta bisa juga ikut kerja sama, bukan promosi tapi mewakili IKM agar bisa bangkit karena pasra ritelnya sudah dikuasai produk impor ilegal," ujar Nandi.
Tak hanya produk impor, Nandi juga mengeluhkan sulitnya bersaing dengan marketplace. Nandi meminta ada regulasi khusus yang mengatur penjualan produk di marketplace.
"Permasalahan yang dihadapi pelaku usaha, regulasi perdagangan online di marketplace luar biasa banyak harga tidak masuk akal, jadi kami kalah bersaing, HPP aja jauh bangat banyak produk-produk yang di luar nalar memang. Ini juga perlu ada regulasi," tutupnya.
Tonton juga video "Purbaya Kaget Temukan Barang Impor Rp 117 Ribu Dijual Lagi Rp 50 Jutaan"
(ily/kil)