Kementerian UMKM Sebut Transaksi Judi Online Turun, Beralih buat Bahan Pokok

Kementerian UMKM Sebut Transaksi Judi Online Turun, Beralih buat Bahan Pokok

Andi Hidayat - detikFinance
Selasa, 02 Des 2025 13:27 WIB
Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi UKM Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Temmy Satya Permana
Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana/Foto: d'Mentor
Jakarta -

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat terjadi penurunan aktivitas judi online (judol) secara tahunan hingga kuartal III-2025. Penurunan ini diklaim sebagai sinyal beralihnya perputaran dana dari judol ke belanja.

Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana mengatakan, berdasarkan data PPATK, perputaran dana judol menurun dari Rp 359 triliun pada 2024 menjadi Rp 155 triliun hingga September 2025. Temmy menyebut penurunan ini bukti perubahan pola masyarakat.

"Alhamdulillah ya PPATK merilis data tahun ini itu transaksi judi online Rp 155 triliun, sementara tahun lalu Rp 359 triliun. Artinya, ada spending yang akan di-shifting. Kalau tadi orang belanja, beli top up untuk judi online, sekarang kita arahkan mungkin bisa belanja kebutuhan pokok, baik sandang, pangan," ungkap Temmy dalam Konferensi Pers Program Every Purchase is Cheap (EPIC) SALE di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan, Selasa (2/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menilai fenomena ini menjadi angin segar bagi sektor UMKM yang sebelumnya banyak terpukul oleh peralihan belanja masyarakat ke aktivitas judol. Dengan turunnya dana yang mengalir ke judol, Temmy menyebut momentum belanja pada program Epic Sale 2025 menjadi sarana untuk mengembalikan daya beli ke sektor riil.

"Ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi kita. Ini hal menarik, tapi saya harus sampaikan, karena memang tahun-tahun lalu UKM banyak terpuruk pembelanjanya karena memang semuanya main judi online," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Epic Sale 2025 Bidik Transaksi Rp 56 T

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO), Solihin, menyebut gelaran Epic Sale ini turut menggandeng pasar modern. Ia pun menargetkan nilai transaksi sebesar Rp 56 triliun sepanjang periode Epic Sale sejak 1 Desember hingga 4 Januari.

"Target Epic Sales APRINDO tahun 2026, ini given ya, mau nggak mau kita hanya upaya, dan saya yakin angka Rp 56 triliun dengan jumlah yang ikut serta, Insyaallah kita bisa tercapai," ungkap Solihin.

Solihin mengatakan, target ini akan menjadi tolok ukur menjaga perputaran ekonomi di akhir tahun. Acara ini juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Setidaknya, APRINDO juga menerima tiga mandat melalui program ini.

Ketiga mandat tersebut ialah, mendorong daya beli masyarakat di periode kebutuhan tinggi, menjadi pendorong pertumbuhan retail nasional di tengah dinamika global, dan menguatkan kolaborasi retail dan pasar untuk manfaat langsung yang dirasakan masyarakat.

Dalam hal ini, gelaran Epic Sale akan menyediakan diskon antara 20% hingga 80%. Solihin pun optimis target tersebut dapat dicapai lantaran pada gelaran tahun ini, APRINDO turut menggandeng Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), seperti Perumda Pasar Jaya.

"APRINDO terus menjadi mitra pemerintah dalam menjaga stabilitas harga, pasokan dan distribusi program ini menyediakan akses promosi luas mulai dari happy hour, payday sale, loyalty program, with purchase dengan diskon bahan pokok, gebyar pasar, flash sale dan beberapa kegiatan lainnya," pungkasnya.

Simak juga Video Saat Prabowo Bicara RI Kehilangan US$ 8 Miliar per Tahun gegara Judol di APEC

Halaman 3 dari 2
(ahi/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads