Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah menjelaskan penguatan rupiah melanjutkan penguatan hari kemarin.
Dia menjelaskan langkah BI yang menaikkan suku bunga kebijakan menjadi 6% juga menjadi pendorong menguatnya rupiah terhadap dolar AS.
"Kuatnya sentimen positif ini tecermin dari derasnya arus modal asing yang masuk ke pasar sekunder SBN hari ini, yang mencapai Rp 2,8 triliun, setelah kemarin tercatat Rp 3,5 triliun," kata Nanang saat dihubungi, Jumat (16/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nanang, hal ini mencerminkan bahwa investor global melihat beberapa langkah kebijakan otoritas Indonesia semakin kredibel dalam merespons baik tantangan global maupun domestik.
Selain itu, penguatan rupiah juga terjadi karena pasar valuta asing (valas) yang semakin likuid. Kemudian dengan tersedianya instrumen Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) menjadikan fluktuasi kurs NDF di pasar luar negeri lebih terkendali.
"Kurs NDF luar negeri menjadi convergence dengan kurs DNDF. Ini karena Bank Indonesia selalu siaga untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar DNDF, baik melalui mekanisme lelang maupun intervensi secara langsung," ujarnya. (kil/hns)