Isu Gopay Beli Bank Jago Makin Santer, Ada Transaksi Saham Jumbo

Isu Gopay Beli Bank Jago Makin Santer, Ada Transaksi Saham Jumbo

Tim detikcom - detikFinance
Selasa, 15 Des 2020 10:47 WIB
GoPay
Gopay/Foto: detikInet

Sayangnya transaksi saham Bank Jago di pasar negosiasi itu memang belum wajib untuk diungkap ke publik siapa sosok pemegang saham baru. Sebab transaksinya baru sekitar 4% dari total saham yang ada. Meskipun ada rumor bahwa Gojek atau Gopay akan masuk ke Bank Arto dengan kepemilikan di atas 20%.

Sebelumnya juga pernah terjadi crossing saham ARTO besar-besaran di oleh PT Erdikha Elit Sekuritas (AO) pada tanggal 28 April 2020 sebanyak 4 juta lot saham ARTO senilai Rp 58 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada bulan yang sama ada hal mencurigakan dari pemilik saham di atas 5% di ARTO seperti Jetway Wealth Management Limited, Lion Glory Pte Ltd, Qilora Investments (Cayman) Ltd, Akta Asset Limited, dan Ephesus United Corp menghilang dari laporan bulanan registrasi pemegang saham. Artinya perusahaan-perusahaan tersebut tidak lagi memegang 5% saham ARTO.

Kelima perusahaan ini ditengarai merupakan perusahaan cangkang alias Special Purpose Vehicle (SPV). Para pelaku pasar sendiri berasumsi hilangnya kelima perusahaan dari daftar pemegang saham karena saham-saham tersebut dipecah ke perusahaan cangkang lain melalui transaksi negosiasi tersebut sehingga kepemilikanya berada di bawah 5% kabarnya ultimate owner dari perusahaan cangkang ini adalah Gojek yang siap berpartisipasi pada HMETD Januari mendatang.

ADVERTISEMENT

Rencananya ARTO akan melaksanakan right issue pada bulan Januari mendatang dan siap menerbitkan hingga 3 miliar lembar saham baru dengan nominal Rp 100/unit dengan tanggal akhir saham yang berhak untuk memperoleh Hak Untuk Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dijadwalkan pada 22 Januari 2021.

Skenario harga right issue apabila target modal inti yang ingin dihimpun Bank Jago adalah Rp 2 triliun untuk memenuhi Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum hanya untuk tahun 2021 saja maka Right Issue kemungkinan akan dilaksanakan di harga sekitar Rp 260/unit dengan perbandingan 3 saham lama mendapat hak untuk membeli 1 saham baru.

Sedangkan apabila modal inti yang ingin dihimpun sebesar Rp 3 triliun untuk memenuhi ketentuan modal inti secara seluruhnya maka kemungkinan harga pelaksanaan berada di kisaran Rp 593/unit dengan perbandingan 3 saham lama mendapat hak untuk membeli 1 saham baru.


(das/ara)

Hide Ads