Muncul rumor PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek masuk menjadi pemegang saham PT Bank Jago Tbk (ARTO). Isu itu diperkuat dengan adanya transaksi saham ARTO dalam jumlah besar yang masih dirahasiakan.
Mengutip CNBC Indonesia, Selasa (15/12/2020), isu ini berawal dari saham Bank Jago yang hari ini menguat begini tinggi yakni 11,87%. Kenaikan itu melanjutkan tren positif saham ARTO sejak Kamis dan Jumat dua pekan lalu yang masing-masing ARTO berhasil melesat 13,40% dan 22,73%.
Meroketnya saham ARTO tentu menimbulkan tanda tanya. Ternyata kenaikan saham ARTO lantaran pada Kamis lalu ada transaksi besar-besaran di pasar negosiasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data perdagangan mencatat muncul transaksi jumbo di pasar negosiasi yakni transaksi crossing oleh PT Trimegah Sekuritas (LG) dengan jumlah transaksi sebanyak 4,49 juta lot ARTO di harga Rp 1.150/unit. Transaksi ini sendiri sebesar 4,13% dari jumlah saham Bank Jago yang beredar.
Bahkan sebelumnya pada tanggal (3/12/20) tercatat muncul transaksi di pasar negosiasi yang lebih jumbo yakni sebanyak 11,87 juta lot saham ARTO senilai Rp 2,25 triliun rupiah yang merupakan 10,93% dari total keseluruhan saham ARTO dengan harga penjualan berkisar antara Rp 1.671/unit hingga Rp 2.065/unit.
Baca juga: Gojek & Grab Dikabarkan Sepakat 'Kawin' |
Pihak-pihak pembeli saham ARTO sendiri berasal dari PT Trimegah Sekuritas (LG), PT CGS-CIMB Sekuritas (YU), PT Indo Premier Sekuritas (PD), PT Ciptadana Sekuritas (KI), PT Citigroup Sekuritas (CG), dan PT Bahana Sekuritas (DX) sedangkan pihak pihak penjual mayoritas adalah PT Erdikha Elit Sekuritas (AO) yang merupakan underwriter ARTO dan PT Trimegah Sekuritas (LG) yang melakukan crossing.
Nah ada rumor di kalangan investor pasar modal, bahwa PT Aplikasi Karya Anak Bangsa masuk menjadi pemegang saham ARTO melalui pasar negosiasi. Belum jelas apakah Gojek atau Gopay yang masuk ke Bank Jago.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Sayangnya transaksi saham Bank Jago di pasar negosiasi itu memang belum wajib untuk diungkap ke publik siapa sosok pemegang saham baru. Sebab transaksinya baru sekitar 4% dari total saham yang ada. Meskipun ada rumor bahwa Gojek atau Gopay akan masuk ke Bank Arto dengan kepemilikan di atas 20%.
Sebelumnya juga pernah terjadi crossing saham ARTO besar-besaran di oleh PT Erdikha Elit Sekuritas (AO) pada tanggal 28 April 2020 sebanyak 4 juta lot saham ARTO senilai Rp 58 miliar.
Pada bulan yang sama ada hal mencurigakan dari pemilik saham di atas 5% di ARTO seperti Jetway Wealth Management Limited, Lion Glory Pte Ltd, Qilora Investments (Cayman) Ltd, Akta Asset Limited, dan Ephesus United Corp menghilang dari laporan bulanan registrasi pemegang saham. Artinya perusahaan-perusahaan tersebut tidak lagi memegang 5% saham ARTO.
Kelima perusahaan ini ditengarai merupakan perusahaan cangkang alias Special Purpose Vehicle (SPV). Para pelaku pasar sendiri berasumsi hilangnya kelima perusahaan dari daftar pemegang saham karena saham-saham tersebut dipecah ke perusahaan cangkang lain melalui transaksi negosiasi tersebut sehingga kepemilikanya berada di bawah 5% kabarnya ultimate owner dari perusahaan cangkang ini adalah Gojek yang siap berpartisipasi pada HMETD Januari mendatang.
Rencananya ARTO akan melaksanakan right issue pada bulan Januari mendatang dan siap menerbitkan hingga 3 miliar lembar saham baru dengan nominal Rp 100/unit dengan tanggal akhir saham yang berhak untuk memperoleh Hak Untuk Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dijadwalkan pada 22 Januari 2021.
Skenario harga right issue apabila target modal inti yang ingin dihimpun Bank Jago adalah Rp 2 triliun untuk memenuhi Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum hanya untuk tahun 2021 saja maka Right Issue kemungkinan akan dilaksanakan di harga sekitar Rp 260/unit dengan perbandingan 3 saham lama mendapat hak untuk membeli 1 saham baru.
Sedangkan apabila modal inti yang ingin dihimpun sebesar Rp 3 triliun untuk memenuhi ketentuan modal inti secara seluruhnya maka kemungkinan harga pelaksanaan berada di kisaran Rp 593/unit dengan perbandingan 3 saham lama mendapat hak untuk membeli 1 saham baru.
(das/ara)