"Keyakinan saya adalah kami memiliki stabilitas yang lebih baik dan kami tidak akan memiliki kontroversi," kata CEO Freeport McMoran Richard Adkerson di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Kamis (27/9/2018).
Ia juga sudah memenuhi keinginan pemerintah untuk membagi kepemilikan saham mayoritasnya ke Indonesia. Dengan demikian, operasional tambang bisa berjalan dengan baik dan bisa meningkatkan produksi.
"Ini adalah bisnis yang besar, bisnis yang rumit, dan akan dapat memiliki produksi volume tinggi, keamanan, dan itu akan menciptakan banyak nilai tambah bagi Inalum, Freeport dan rakyat Papua. Para pegawai kami juga mendapatkan manfaat dan pajak dan royalti yang signifikan kepada pemerintah pusat," jelas Adkerson.
Adkerson menambahkan bahwa kesepakatan ini merupakan solusi yang sama-sama menguntungkan bagi kedua belah pihak. Dalam hal ini, Freeport Indonesia mendapatkan kepastian operasi dan stabilitas investasi ke depan dan Rio Tinto akhirnya bisa menjual hak partisipasinya.
"Ini adalah win-win solution," kata Adkerson.
Ditanya mengenai operasi tambang Freeport Indonesia, Adkerson mengatakan bahwa hal tersebut akan terus berjalan dengan normal. Operasi tambang salah satu tersulit di dunia ini membutuhkan pengalaman.
"Ini adalah tambang yang paling sulit di dunia dan tambang bawah tanah ini belum pernah ada di dunia pertambangan," tutur Adkerson.