Pengembangan Polytama sejalan dengan permintaan Presiden Joko Widodo terkait optimalisasi industri petrokimia untuk menekan kebutuhan impor, dan untuk memenuhi kebutuhan permintaan biji plastik dalam negeri. Upaya tersebut merupakan langkah strategis perusahaan untuk semakin berkontribusi bagi negara.
Perluasan kapasitas produksi Polytama hingga dua kali lipat diharapkan dapat mengurangi impor Polypropylene. Kemudian, akan dimaksimalkan pemanfaatan produk Propylene dari kilang milik PT Kilang Pertamina Internasional (KPI).
''Polytama akan memproduksi, memasarkan, dan mendistribusikan semua produk yang dihasilkan PP 2 Balongan,'' ucap Sukriyanto.
Setelah proses penambahan modal selesai, selanjutnya dilakukan penyusunan Front- End Engineering Design (FEED) yang ditargetkan akan tuntas dalam kurun waktu enam bulan. Setelah FEED tuntas, dilanjutkan tahap konstruksi. Dalam pelaksanaan pengembangan PP 2 Balongan, TubanPetro berkoordinasi dengan Subholding Pertamina, yaitu PT Kilang Pertamina Internasional (KPI).
Polytama sebelumnya sudah menunjuk Basell Poliolefine Italia S.r.l (LyondellBasell) sebagai penyedia lisensi teknologi proses polipropilena, yaitu spheripol untuk proyek Polipropilena Balongan (PP 2 Balongan). Polipropilena Balongan adalah proyek pembangunan Plant polipropilena kedua Polytama dengan kapasitas terpasang sebesar 300.000 MTPA.
Teknologi proses polipropilena Spheripol dari LyondellBasell diakui merupakan salah satu teknologi proses terbaik yang cocok dan sesuai dengan target spesifikasi dan kualitas dari pasar yang ditargetkan oleh Polytama.
Teknologi Spheripol adalah teknologi proses polipropilena terkemuka dengan kapasitas berlisensi lebih dari 30 juta ton. Teknologi Spheripol generasi kelima terbaru mencakup peningkatan proses yang semakin memaksimalkan efisiensi operasional.
(dna/dna)